Wednesday, December 30, 2009

Arkeolog Cina berhasil menemukan makam kaisar Cao Cao

Sebelumnya kita hanya mengenalnya lewat novel ternama "Romance of the three kingdoms" atau film blockbuster "Red Cliff". Kali ini, Jenderal Cao Cao yang perkasa kembali muncul ke permukaan setelah para arkeolog Cina mengumumkan bahwa mereka mungkin telah menemukan makam pemimpin yang legendaris tersebut.


Kompleks pemakaman yang ditemukan diperkirakan berusia sekitar 1.800 tahun dan dipercaya merupakan tempat peristirahatan terakhir Cao Cao, seorang jenderal cerdas dan pemimpin pada abad ke-3 yang sering ditampilkan dalam kisah-kisah rakyat sebagai politisi yang licik.

Kompleks tersebut ditemukan di desa Xigaoxue di dekat kota Anyang, Propinsi Henan, dan memiliki luas 8.000 kaki persegi. Didalamnya ada terowongan sepanjang 130 kaki yang menuju ke sebuah ruang bawah tanah.


Menurut para sejarawan, kepandaian militer dan politik Cao Cao telah membuat ia mampu membangun negara Wei yang dianggap sebagai negara terkuat dan termakmur di Cina selama periode tiga kerajaan (208 - 280 M) dimana saat itu Cina terbagi kedalam tiga wilayah yang berbeda.

Dalam makam itu ditemukan jasad dua perempuan dan seorang pria serta lebih dari 250 relik selama penggalian yang berlangsung selama satu tahun belakangan.

Jasad pria itu diidentifikasi sebagai seorang pria berumur 60an. Sedangkan dua jasad perempuan itu diperkirakan berusia 50an dan 20an.

Menurut para ahli, jasad pria tersebut adalah Cao Cao yang meninggal pada tahun 220 Masehi di usia 65 tahun. Sedangkan dua mayat perempuan lainnya diduga sebagai permaisuri dan pelayannya.

Di dalam kompleks pemakaman tersebut juga ditemukan lukisan-lukisan batu yang menampilkan kehidupan sosial masyarakat masa Cao Cao. Lalu ditemukan juga sebuah lempengan batu yang berisi ukiran mengenai obyek-obyek kurban dan beberapa barang lain yang dianggap sebagai milik pribadi Cao Cao.


Sebelumnya, sebuah lempengan batu bertuliskan "Raja Wu dari Wei", yaitu gelar yang diberikan kepada Cao Cao setelah ia meninggal, sempat dicuri dari makam tersebut, namun pihak yang berwajib berhasil mendapatkannya kembali.

"Lempeng batu bertuliskan gelar tersebut adalah bukti terkuat yang kami miliki bahwa makam itu adalah milik Cao Cao." Kata Liu Qingzhu, arkeolog dari Chinese Academy of Social Sciences.

"Kami percaya tidak ada satu orangpun yang dapat memiliki relik yang bertuliskan mengenai Cao Cao di dalam sebuah makam sebanyak itu, kecuali, tentu saja makam itu milik Cao Cao sendiri."

Cao Cao yang kita kenal lewat buku-buku dan film adalah pemimpin terakhir dinasti Han timur sebelum akhirnya membentuk negara sendiri pada periode kekacauan politik masa tiga kerajaan.

Ia meninggal pada tahun 220 Masehi di Luoyang, sebuah kota di timur dinasti han dan dianugerahkan gelar sebagai kaisar negara Wei yang didirikannya.

Ayahnya adalah anak adopsi dari kasim kepala di pengadilan kerajaan dan Cao adalah seorang komandan sebuah pasukan kecil sebelum ia diangkat sebagai jenderal setelah berhasil memadamkan pemberontakan yang mengancam kerajaan Han.

Karakter yang menampilkan Cao Cao sering digambarkan sebagai seorang berandalan yang licik dalam novel ternama "Romance of The Three Kingdoms". Karakternya yang licik ini begitu terkenal di Cina sehingga bahkan dijadikan pepatah yang berbunyi "Jika kamu membicarakan Cao Cao, maka Cao Cao akan datang". Selain sebagai jenderal, Cao Cao juga dikenal sebagai seorang penyair.

Kuburan tersebut ditemukan dengan tidak sengaja pada Desember 2008 ketika seorang pekerja dekat Kilin sedang menggali lumpur untuk membuat batu bata. Penemuan itu tidak dilaporkan kepada pemerintah dan pejabat lokal baru mengetahui mengenai penemuan itu ketika lempeng batu yang bertuliskan gelar Cao Cao disita dari seorang penjarah makam.

(dailymail.co.uk)

Tuesday, December 29, 2009

Inbox: Misteri garis-garis Nazca

Artikel mengenai misteri Garis-garis Nazca di bawah ini adalah tulisan dari pembaca blog enigma yang bernama ifanho (daniel_ifanho@yahoo.com).


Nazca Lines merupakan serangkaian gambar berukuran raksasa yang terdapat di Gurun Nazca, Peru. Gambar-gambar tersebut memiliki ukuran begitu besar sehingga hanya dapat dilihat secara jelas dari udara. Diperkirakan, Gambar-gambar ini dibuat antara tahun 200 SM hingga 700 M.

Nazca Lines memiliki bermacam-macam bentuk. Sebagian merupakan garis-garis lurus panjang dan menyilang satu sama lain. Memang terkesan tidak beraturan, tetapi adanya garis lurus yang sangat panjang di sebuah gurunpun sudah merupakan keunikan tersendiri.

Bukan hanya itu, yang lebih menakjubkan lagi, beberapa sketsa Nazca Lines merupakan gambar-gambar yang memiliki bentuk serta presisi yang luar biasa.

Sebagian dari gambar tersebut berbentuk sketsa bangunan geometrik. Namun yang paling terkenal dari semuanya adalah gambar-gambar hewan, di antaranya : laba-laba (45 meter), monyet (55 meter), burung Condor (140 meter), kadal (180 meter), burung kolibri (50 meter), paus (65 meter), dan yang terbesar, burung bangau (270 meter). Total area yang meliputi seluruh Nazca Lines terbentang hingga seluas 500 kilometer persegi.


Keunikan lain dari Nazca Lines adalah, sketsa-sketsa raksasa tersebut tidak hanya terdapat di tanah yang datar, tetapi juga di daerah perbukitan. Contohnya bisa dilihat di foto citra satelit di bawah ini. Citra ini pertama kali ditemukan oleh peneliti Jepang dan menunjukkan adanya Nazca Lines di daerah yang sama sekali tidak landai.


Dengan ukuran yang luar biasa besar dan presisi yang luar biasa, sepertinya hampir mustahil garis-garis ini hanya dibuat dengan peralatan yang primitif. Misteri inilah yang masih menyisakan teka-teki bagi para peneliti, memberikan ruang kepada mereka untuk berspekulasi.

Jim Woodman misalnya, mengatakan bahwa Nazca Lines dibuat oleh penduduk setempat dengan menggunakan bantuan balon untuk melihat gambar dari udara. Teori ini mendapat banyak kritikan karena kurangnya bukti seperti adanya sisa-sisa balon udara di sekitar Nazca Lines. Woodman sepertinya masih mengikuti cara berpikir modern yang mengisyaratkan perlunya pandangan dari udara untuk membuat garis itu.

Namun, perkembangan terbaru menunjukkan bahwa Nazca Lines kemungkinan besar dibuat oleh penduduk setempat hanya dengan peralatan sederhana tanpa bantuan penglihatan dari udara.

Adalah Joe Nickell, seorang peneliti dari University of Kentucky yang pertama kali menemukan adanya batang kayu di sekitar lokasi Nazca Lines. Dari analisis karbon yang dilakukan, diketahui bahwa batang kayu tersebut berumur sama dengan gambar-gambar raksasa di Nazca Lines.

Joe Nickell kemudian mencoba untuk membuat tiruan sketsa Nazca Lines. Ternyata, dengan peralatan yang sederhana dan perencanaan yang matang, sebuah tim kecil dapat membuat gambar yang paling besar sekalipun hanya dalam hitungan hari. Caranya sangat sederhana, yaitu dengan menyingkirkan lapisan kerikil yang menutupi Gurun Nazca.

Kerikil dan batu yang terdapat di Gurun Nazca memiliki kandungan oksida besi yang membuat daratan di sana terlihat agak gelap. Ketika lapisan kerikil tersebut diangkat, maka lapisan tanah di bawahnya yang berwarna kontras akan memberikan kesan garis/gambar.


Lalu, jika dibuat hanya dengan menyingkirkan kerikil, mengapa Nazca Lines bisa bertahan begitu lama ? Jawabannya adalah karena kondisi Gurun Nazca yang kering, hampir tidak berangin, dan memiliki cuaca konstan sepanjang tahun.

Jika cara dibuatnya Nazca Lines sudah mulai menemukan titik terang, maka yang masih menjadi misteri adalah tujuan dibuatnya sketsa-sketsa raksasa itu.

Ada beberapa teori yang diajukan para ilmuwan mengenai tujuan pembuatan Nazca Lines. Salah satu teori yang mungkin paling terkenal (walaupun juga paling diragukan kebenarannya) diajukan oleh Erich von Daniken.

Dalam bukunya yang berjudul Chariots of the Gods, penulis Swiss tersebut mengatakan bahwa Nazca Lines merupakan tempat mendaratnya pesawat alien. Sketsa gambar yang ada merupakan ‘sinyal’, sedangkan garis-garis lurus yang terbentuk di sekitarnya merupakan ‘landasan’.


Namun, teori ini mendapat banyak kritikan karena tidak didasarkan atas bukti arkeologis yang kuat.

Peneliti lain bernama Robert Bast menduga bahwa Nazca Lines dibuat sebagai monumen untuk mengenang banjir besar yang pernah melanda kawasan tersebut. Ini terlihat dari gambar-gambar hewan yang terlihat seperti kumpulan mayat.

Lalu, ada lagi Michael Coe yang menyatakan bahwa Nazca Lines dibuat sebagai tempat diselenggarakannya ritual. Lalu ada Maria Reiche yang mengatakan bahwa gambar-gambar raksasa tersebut merupakan gambaran konstelasi bintang seperti Orion dan Ursa Mayor. Yang lain mengatakan bahwa sketsa Nazca Lines merupakan ‘pesan dalam botol’ (message in the bottle) yang ingin disampaikan ke generasi selanjutnya. Dan sebagian lagi mengatakan, gambar-gambar Nazca Lines dibuat penduduk Nazca agar para dewa dapat melihat mereka dari atas.

Walaupun tujuan pembuatan Garis Nazca masih menjadi misteri, namun ada satu hal menarik mengenai wilayah ini, yaitu ditemukannya sebuah kota bernama Cahuachi di sebelah selatan kawasan Nazca Lines.


Kota ini diperkirakan dibangun hampir 2.000 tahun yang lalu, namun ditinggalkan 500 tahun kemudian karena berbagai bencana alam yang terjadi. Sebelum meninggalkan kota tersebut, penduduk setempat menutupinya dengan pasir sehingga Cahuachi menjadi kota yang tersembunyi.

Para peneliti yang mengeksplorasi Cahuachi menemukan bahwa kota tersebut memiliki peradaban yang tinggi. Ini terlihat dari lukisan-lukisan di artefaknya serta penemuan mumi-mumi manusia. Kajian lebih jauh atas Cahuachi diharapkan dapat memberikan petunjuk yang lebih jelas tentang Nazca Lines.

Saat ini Nazca Lines sudah ditetapkan UNESCO sebagai salah satu Daftar Warisan Dunia (World Heritage Site). Namun sayangnya, keberadaan kawasan tersebut terancam oleh perubahan cuaca dunia serta polusi dan penebangan hutan liar di daerah sekitarnya. Dengan kedalaman garis yang hanya 10 hingga 30 cm, Nazca Lines bisa tersapu bersih jika terjadi hujan deras.

(Sacred-destination.com, viewzone.com, world-mysteries.com, wikipedia)

(Ifanho)

Monday, December 28, 2009

Misteri Gravity Hill - Penjelasan

Di beberapa tempat di dunia, ada wilayah-wilayah yang sepertinya tidak mengikuti aturan hukum gravitasi yang universal. Wilayah ini sering disebut dengan Gravity Hill atau Magnetic Hill.


Di Gravity Hill, jika kita menghentikan mobil di tengah jalan dan melepas remnya, maka, perlahan-lahan mobil tersebut akan bergerak sendiri meluncur ke jalan yang menanjak. Jika kita menuangkan air ke tengah jalan, maka air tersebut akan mengalir ke arah jalan yang menanjak. Seakan-akan, gravitasi tidak berfungsi di tempat ini.

Banyak orang menyamakan Gravity Hill dengan Mystery Spot, padahal keduanya jelas berbeda. Mystery Spot adalah sebuah tempat atraksi turis di Santa Cruz, California yang dibuka tahun 1939. Di Mystery Spot, seperti yang ada di Santa Cruz contohnya, ada rumah dan ada atraksi-atraksi yang menunjukkan bahwa hukum gravitasi tidak berlaku. Di Mystery Spot, seseorang dapat berdiri di dinding sebuah rumah dan tidak akan terjatuh.

Sedangkan Gravity Hill hanyalah berupa wilayah atau jalan yang panjang, tidak ada atraksi atau tempat penjualan tiket. Satu-satunya atraksi di Gravity Hill adalah melihat mobil bergerak ke jalan yang menanjak.


Beberapa lokasi atraksi turis yang mirip dengan Mystery Spot antara lain adalah St.Ignace di Michigan dan Oregon Vortex di Oregon. Sedangkan lokasi yang mirip dengan Gravity Hill terdapat di seluruh dunia. Mulai dari Amerika, Skotlandia, Italia, Kanada, Jepang, Korea hingga gunung Kelud di Indonesia. Lokasi-lokasi ini telah menarik jutaan orang setiap tahunnya untuk menikmati apa yang disebut dengan sensasi gravitasi.

Pada tulisan kali ini, saya hanya akan membahas mengenai Gravity Hill. Mengenai Mystery Spot akan saya bahas pada kesempatan yang lain.

Banyak teori yang telah diajukan mengenai Gravity Hill, mulai dari melengkungnya gravitasi bumi, adanya sumber magnetik yang mengganggu gravitasi hingga teori yang berbau mistis.

Namun, pertanyaannya adalah, apakah fenomena Gravity Hill merupakan sebuah pembangkangan terhadap Hukum Gravitasi ?

Apakah Isaac Newton lupa menambah catatan kaki di dalam hukum gravitasi universal yang diciptakannya ?

Jawabannya adalah : tidak !

Hukum gravitasi tetap berlaku di tempat ini. Bahkan Gravity Hill menunjukkan unggulnya hukum Gravitasi dibanding pengamatan dan persepsi manusia. Di Gravity Hill, terbukti bahwa persepsi tidak sama dengan realita.

Jadi, apa yang menyebabkan fenomena ini sebenarnya ?

Jawabannya adalah Ilusi Optikal atau Ilusi Visual. Teori ini telah diuji coba oleh para ilmuwan dan dianggap sebagai penjelasan yang paling akurat.

Ilusi optikal sering digunakan oleh para pesulap atau ilusionist untuk menciptakan efek-efek yang membuat kita takjub seperti membuat gajah menghilang di tengah panggung atau memunculkannya kembali.

Namun, ilusi optikal yang ada di Gravity Hill tidak tercipta akibat pengaturan dan desain manusia. Alam dengan caranya yang unik memutuskan untuk memberikan sedikit hiburan kepada manusia.

Percaya atau tidak, di wilayah Gravity Hill, susunan pepohonan, jalan, arah pandang dan horizon (tapal batas) bekerja sama untuk menciptakan ilusi yang luar biasa, saking luar biasanya sehingga mata kita tertipu dan persepsi kita dibelokkan.

Maksud saya adalah, ilusi yang diciptakannya membuat jalan raya yang menurun terlihat seperti menanjak.

Jadi ketika kita mematikan mesin mobil dan melepas rem, mobil itu sesungguhnya patuh kepada hukum gravitasi dengan bergerak mengikuti jalan yang menurun. Tetapi mata kita membangkang terhadap realita. Kita melihat jalan yang menurun itu seperti jalan yang menanjak.

Apa buktinya ?

Saya tahu memang sangat sukar bagi kita untuk menerima penjelasan ini. Tapi kesimpulan ini telah dikonfirmasikan oleh pengujian dan pengukuran dengan teknologi canggih.

Fisikawan Brock Weiss dari pennsylvania State University berkata : "Jalur jalan yang ada di tempat itu memiliki lekuk yang memberikan efek seakan-akan jalur itu menanjak. Ini ditambah lagi dengan posisi pohon di sekitarnya dengan horizon yang membengkok yang akhirnya bercampur aduk dan menipu mata kita."

Bagi mata kita, sebuah jalan terlihat seperti menanjak. Namun pengukuran yang dilakukan, dengan GPS misalnya, menunjukkan bahwa jalan itu sesungguhnya menurun.

Faktor terpenting dari penciptaan ilusi ini adalah horizon atau tapal batas yang terganggu. Tanpa adanya horizon, maka melihat apakah sebuah jalan menanjak atau menurun akan menjadi sangat sulit.

Untuk mempermudah kalian memahaminya, saya menemukan ilustrasi yang sangat bagus mengenai ilusi ini. Gambar-gambar di bawah ini dibuat oleh seorang Jepang bernama Akiyoshi.

Lihatlah gambar-gambar di bawah ini. Ingat yang saya tulis di atas, bahwa Horizon atau tapal batas sangat penting dalam penciptaan ilusi ini.

Jika kita melihat gambar di sebelah kiri di bawah ini, maka kita akan melihat jalan raya itu seperti menanjak. Tapi ketika kita menambah horizon seperti di gambar sebelah kanan, maka jalan raya itu akan terlihat menurun.


Sekarang lihat gambar di bawah ini :

Jalan yang dekat dengan kita (yang lebar di bawah kotak) terlihat menurun di gambar sebelah kiri. Tapi ketika kita menambah pemandangan atau landscape tambahan di kanannya seperti yang terlihat di gambar kanan, maka jalan yang dekat dengan kita menjadi seperti menanjak. Can u see it ?


Kembali pada gambar di atas yang sebelah kiri. Pada gambar itu jalan rayanya berbentuk cekung, Karena itu jalan raya yang terdekat dengan kita akan terlihat seperti menurun, namun jika bentuk jalannya kita ubah menjadi cembung seperti di bawah ini, maka jalan raya yang terdekat dengan kita (yang lebar di bagian bawah kotak) akan terlihat seperti menanjak. Sekali lagi, can u see that ?


Nah, sekarang inilah contoh-contoh Gravity Hill di dunia nyata :

Jalan di bawah ini ada di Magnetic Hill, Canada. Jalan yang ada di dekat kita yang lebih lebar terlihat seperti menurun, walaupun sebenarnya tidak.


Di bawah ini adalah jalan yang ada di Ariccia, Itali. Jalan raya yang di dekat kita terlihat seperti menurun, sedangkan jalan yang di ujung terlihat seperti menanjak. Padahal sebenarnya tidak.


Gambar di bawah ini berasal dari jalan bercabang di Montagnaga, Italia. Jalan di cabang kanan terlihat seperti menanjak, Padahal sebenarnya tidak. Yang benar adalah jalan di kiri yang menurun, sedangkan jalan di sebelah kanan rata. Amazing right ?


Sekali lagi, persepsi tidak sama dengan realita. Gravity Hill jelas membuktikan hal itu.

Baca juga: Mystery Spot - penjelasan.

(aip.org, math.ucr.edu, sciencedaily.com, hubpages.com, csicop.org, psy.ritsumei.ac.jp)


Komentar Pilihan :


inoshi said...

Mata memang sumber penipuan, jiwa suci yang bisa menjadi pegangan. Pengujiannya cobalah ajak seorang buta untuk ikut merasakan jalan tersebut. orang buta tidak kenal ilusi optic, dan dia paham jalan turun atau menanjak.

December 28, 2009 8:58 PM

Sunday, December 27, 2009

Lempeng Lolladoff dan Batu Dropa - Bukti kunjungan alien di masa lampau ?

Batu Dropa dan Lempeng Lolladoff adalah dua artefak masa purba yang sering dianggap sebagai bukti adanya kunjungan alien di masa lampau. Benarkah ?


Kebanyakan dari kalian mungkin sudah pernah mendengar mengenai Batu Dropa. Sedangkan soal lempeng Lolladoff, mungkin masih sedikit yang pernah mendengarnya. Namun karena kedua artefak ini sangat berkaitan, maka saya akan menulis mengenai keduanya di dalam tulisan ini. Bagi yang belum pernah mendengar mengenai kedua artefak ini, mungkin kalian akan sedikit kesulitan mencerna isi tulisan ini.

Lempeng Lolladoff

Inilah kisah resmi yang beredar mengenai Lempeng Lolladoff :

Lempeng Lolladoff adalah sebuah lempeng batu yang ditemukan di wilayah Nepal dan diperkirakan telah berusia 12.000 tahun. Pada permukaan lempeng batu ini, terlihat adanya objek berbentuk piring terbang di tengah dengan makhluk berbentuk alien di sisinya (walaupun saya melihat makhluk itu lebih mirip Casper, the friendly ghost). Batu ini pertama kali diperlihatkan pada tahun 1947 oleh seorang profesor bernama Lolladoff kepada seorang peneliti Inggris yang kemudian mempublikasikan foto lempeng ini di bukunya.

Penjelasan lebih lanjut soal batu ini, akan saya berikan setelah saya membahas soal batu Dropa.


Batu-batu Dropa
Inilah kisah resmi mengenai batu Dropa yang beredar di internet :

Pada tahun 1938, sebuah tim dari Beijing University melakukan ekspedisi ke sebuah wilayah terpencil di Bayan-Kara-Ula di kaki pegunungan Himalaya. Ekspedisi itu dipimpin oleh Prof. Chi Pu Tei.

Di wilayah itu mereka menemukan rangkaian gua dan terowongan yang sepertinya dibuat dengan teknologi canggih. Di dalam gua-gua itu, mereka menemukan kuburan-kuburan berukuran kecil yang didalamnya terkubur kerangka-kerangka yang juga berukuran kecil.

Kerangka tersebut bisa dipastikan bukan berasal dari anak kecil karena walaupun hanya memiliki tinggi sekitar 1 - 1,2 meter, kerangka tersebut memiliki ukuran tengkorak kepala yang besar.

Satu-satunya penanda yang ditemukan pada kuburan ini adalah batu-batu lempeng berbentuk lingkaran yang masing-masingnya memiliki diameter sekitar 30 cm dengan tebal hampir 1 cm. Batu-batu ini memiliki lubang kecil di tengahnya dengan alur membentuk spiral ke arah sisi luar dan usianya diperkirakan sekitar 12.000 tahun. Batu-batu inilah yang kemudian disebut batu-batu Dropa. Total batu Dropa yang ditemukan oleh ekspedisi ini adalah sebanyak 716 buah.

Tim ekspedisi ini kemudian kembali ke Beijing dan hasil penemuan itu disimpan selama 20 tahun di Universitas Beijing sebelum akhirnya diputuskan untuk diteliti lebih lanjut. Penelitian lanjutan ini dipimpin oleh Dr.Tsum Um Nui yang kemudian menemukan adanya hierogliph yang berukuran mikroskopik terukir di atas batu Dropa.

Selain Dr.Tsum Um Nui, pihak Rusia juga menyatakan ketertarikannya atas artefak ini dan diberikan akses oleh pihak Cina untuk menelitinya. Tim peneliti Rusia yang dipimpin oleh Dr. Vyatcheslav Saizev menemukan bahwa batu-batu ini mengandung konsentrasi Kobalt yang tinggi.

Mungkin artefak ini tidak mengandung arti yang terlalu signifikan. Namun apa yang menarik adalah apa yang diceritakan oleh Hierogliph mikroskopis yang terukir di atasnya.

Hierogliph
itu menceritakan bahwa pada masa lampau, sebuah ras alien bernama Dropa mendarat darurat di wilayah Himalaya. Pendaratan darurat ini menyebabkan sebagian besar kru pesawat mereka tewas. Kaum Dropa yang selamat kemudian tinggal di dalam gua-gua karena mereka diburu oleh suku setempat, Suku Ham.

Setelah beberapa lama, kedua ras, Dropa dan Ham bisa hidup berdampingan. Namun kaum Dropa ternyata tidak bisa memperbaiki pesawatnya sehingga mereka terpaksa menghabiskan sisa hidupnya di bumi bersama manusia.

Hasil penelitian Dr. Tsum Um Nui ini kemudian dikumpulkan dalam sebuah paper akademik untuk diterbitkan. Sebelum sempat diterbitkan, Beijing Academy of pre-History melarang penerbitannya. Setelah melalui berbagai usaha, pada tahun 1962, hasil penelitian tersebut akhirnya berhasil juga diterbitkan. Namun tulisan itu segera mendapat cemoohan dari kalangan ilmuwan. Dr Tsum Um Nui kemudian menarik diri dari dunia akdemis dan tinggal di Jepang sampai akhir hayatnya.

Nah, kisah Dropa ini kemudian menarik perhatian para ufolog yang percaya bahwa nenek moyang manusia berasal dari alien, atau paling tidak percaya bahwa di bumi ini ada beberapa ras keturunan alien.

Namun apa yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang adalah, batu Dropa sudah sejak lama dianggap sebagai Hoax, bahkan oleh sebagian ufolog dan penganut New Age.

Apa buktinya kalau batu Dropa adalah sebuah hoax ?

Pertama. Tidak ada catatan bahwa pada tahun 1938 pernah diadakan ekspedisi oleh tim dari universitas Beijing ke Bayan Kara Ula. Jika penemuan batu ini benar-benar signifikan, bukankah harusnya ada catatan akademis mengenai ekspedisi ini ?

Kedua. Tidak pernah ada catatan mengenai ilmuwan bernama Tsum Um Nui dan Vyatcheslav Saizev. Bahkan kedua nama ini tidak pernah ditemukan di manapun. Dengan kata lain, dua nama ini adalah fiktif. Nama Tsum Um Nui bahkan sama sekali bukan nama Cina.

Ketiga. Beijing Academy of pre-History yang disebut pernah melarang penerbitan hasil penelitian Dr Tsum Um Nui ternyata adalah sebuah akademi fiktif.

Keempat. Keberhasilan penerjemahan hierogliph pada batu Dropa dianggap sebagai kisah fiksi. Soalnya tidak pernah ada Rosetta Stone (kamus) untuk mengartikan bahasa Dropa. Jadi boleh dibilang mustahil seseorang bisa menerjemahkannya hanya dalam waktu singkat seperti yang dilakukan oleh Tsum Um Nui.

Kelima. Suku Dropa memang ada dan mendiami wilayah Tibet utara. Namun suku ini bukan suku pigmi seperti yang disebut oleh Chi Pu Tei, melainkan berukuran seperti manusia biasa dan hidup secara nomadik.

Keenam. Sumber awal yang menyebutkan adanya batu Dropa adalah sebuah buku yang berjudul "Chariots of the Gods" yang ditulis oleh Erich von Daniken pada tahun 1968. Ketika buku ini terbit, demam ufo masa purba dimulai di seluruh dunia dan Daniken dianggap sebagai orang yang paling berpengaruh dalam penyebarluasan teori ini. Namun belakangan ketahuan ternyata Daniken banyak memasukkan fakta-fakta yang tidak benar di dalam buku tersebut. Daniken kemudian mengakui bahwa ia memang mengarang sebagian isi buku tersebut.

Ia juga mengakui bahwa inspirasinya menulis buku itu berasal dari tulisan Alexander Kazantsev, seorang penulis science fiction dari Sovyet. Namun anehnya, Kazantsev menolak klaim Daniken dan malah mengatakan bahwa ia menulis kisah-kisah science fictionnya berdasarkan cerita Daniken.

Yeahh. that tells everything.

Ketujuh. Tulisan berikutnya yang menyinggung mengenai batu Dropa dengan kisah tambahan adalah sebuah buku yang berjudul "Sungods in Exile" yang "diedit" oleh David Agamon tahun 1978. Agamon mengatakan bahwa penulis buku tersebut adalah Dr. Karyl Robin Evans, seorang peneliti Inggris.

Pada tahun 1988, David Agamon mengakui kepada majalah Fortean Times bahwa buku itu adalah sebuah hoax dan Dr. Karyl Robin Evans yang disebutnya sebagai penulis buku tersebut hanyalah tokoh imajiner. Ia juga mengatakan bahwa ia menulis buku itu karena terinspirasi oleh buku "Chariots of the Gods" tulisan Daniken.

Bukankah sudah sangat jelas ?

Tujuh argumen di atas sepertinya sudah cukup untuk menolak kisah batu Dropa. Tapi jika kalian merasa tidak cukup, maka sepertinya argumen kedelapan bisa menutup kasus ini untuk selamanya.

Kedelapan. Tahukah kalian bahwa tidak pernah ada bukti bahwa batu Dropa benar-benar ada. Bayangkan, Chi Pu Tei disebut menemukan 716 lempeng batu. Tapi mengapa tidak pernah ada satupun foto yang menunjukkan bahwa batu itu benar-benar ada ?

Lalu, mungkin kalian berkata, "lho, jadi foto batu di atas itu foto batu apa ?"

Di internet memang beredar beberapa foto lempeng batu yang disebut sebagai batu Dropa, namun sebenarnya foto yang beredar itu adalah foto batu Bi yang ditemukan dalam jumlah ribuan di Cina yang berasal dari tahun 3.000 SM. Foto yang saya pasang di atas adalah foto batu Bi.

Batu Bi, tidak berdiameter 30 cm seperti yang dikatakan mengenai batu Dropa. Lagipula batu Bi terbuat dari batu Jade, bukan kobalt. Dan di permukaan batu Bi, tidak ada hierogliph mikroskopis yang ditemukan.

Batu-batu Dropa disebut disimpan di beberapa museum di Cina. Namun tidak pernah ditemukan adanya batu-batu dengan ciri-ciri seperti batu Dropa di museum-museum Cina. Jika sebuah penelitian ilmiah menyebutkan adanya sebuah objek arkeologi yang ditemukan, maka tentu saja itu berarti objek tersebut harus benar-benar ada. Apalagi kita sedang berbicara mengenai 716 buah batu.

Jadi kesimpulannya, kisah mengenai batu Dropa yang beredar hanyalah kisah fiksi yang disebarluaskan lewat internet.

Sekarang, saya sudah memberikan alasan mengapa saya meragukan kisah batu Dropa. Lalu bagaimana dengan lempeng batu bergambar Casper, ehem..maaf, maksud saya alien. Untuk Lempeng Lolladoff, kasus ini sudah selesai sejak lama. Ingatkah kalian apa yang saya tulis di atas mengenai lempeng Lolladoff ?

Saya menulis bahwa Prof Lolladoff adalah orang yang pertama kali memperlihatkan lempeng ini kepada seorang peneliti Inggris pada tahun 1947 yang kemudian mempublikasikan foto lempeng itu di bukunya. Tahukah kalian siapa peneliti Inggris yang saya maksud ?

Peneliti Inggris yang saya maksud adalah
Dr. Karyl Robin Evans, tokoh fiktif dalam buku hoax "Sungods in Exile" yang diedit oleh David Agamon (lihat argumen ketujuh di atas). Foto lempeng yang kita lihat itu berasal dari buku hoax tersebut. Dengan kata lain, sama seperti batu Dropa, kisah lempeng Lolladoff adalah kisah fiktif dan kita tidak akan pernah bisa menemukan benda fisiknya dimanapun juga.

Penutup
Dalam tulisan ini, saya tidak bermaksud untuk mempertanyakan teori ufo masa purba. Yang saya pertanyakan adalah kredibiltas dua artefak yang sering dijadikan dasar argumen untuk mendukung teori ufo masa purba.

Seperti yang sudah saya tulis di atas, saya pribadi meragukan kisah kedua artefak ini. Tapi, saya juga tahu, bahwa pembaca blog ini adalah pembaca-pembaca yang kritis. Sebagian dari kalian akan segera membuka google setelah membaca tulisan ini untuk memverifikasi sendiri apa yang saya tulis. Karena itu, saya akan sangat senang jika kalian benar-benar bisa menemukan lokasi kedua artefak ini dan memberikan kepada saya bukti keberadaannya.

Jika kalian sudah menemukannya, beritahukan kepada saya, maka saya akan segera merevisi tulisan ini.


(bibliotecapleyades.net, helium.com, crystalinks.com)

Wednesday, December 23, 2009

Edward Leedskalnin dan rahasia Coral Castle

"Saya telah menemukan rahasia-rahasia piramida dan bagaimana cara orang Mesir purba, Peru, Yucatan dan Asia mengangkat batu yang beratnya berton-ton hanya dengan peralatan yang primitif."


Kalimat terkenal di atas diucapkan oleh Edward Leedskalnin, seorang misterius yang membangun monumen yang juga sama misteriusnya, Coral Castle.

Ia lahir di Latvia, sebuah negara kecil di Eropa. Suatu hari ketika usianya 25 tahun, ia dikejutkan oleh keputusan tunangannya, Agnes, yang berusia 16 tahun yang memutuskan untuk membatalkan pernikahan mereka hanya satu hari menjelang hari pernikahan akan dilangsungkan.

Edward yang patah hati lalu meninggalkan Latvia dan menetap di Amerika. Setelah itu, ia menghabiskan sekitar 30 tahun berikutnya untuk membangun Coral Castle yang termashyur.

Coral Castle sendiri adalah sebuah struktur bebatuan yang terletak di Homestead, Florida. Struktur ini terdiri dari batu-batu megalitik yang masing-masing memiliki berat beberapa ton. Kebanyakan batu yang digunakan adalah jenis batu oolite yang mengandung fosil cangkang dan coral.

Pada awalnya, Coral castle dibangun di sebuah kota kecil bernama Florida City. Namun pada tahun 1936, lokasi Coral Castle dipindahkan ke Homestead dimana bangunan itu kemudian memperoleh kemashyurannya. Butuh waktu selama tiga tahun untuk memindahkan semua bebatuan yang ada di tempat itu ke rumah barunya.

Di Homestead, Edward melanjutkan pekerjaannya membangun Coral Castle hingga kematiannya di tahun 1951.

Coral Castle yang dibangun oleh Edward sejak lama dianggap sebagai salah satu struktur bebatuan paling menakjubkan yang pernah dibangun pada abad ke-20. Bahkan sebagian orang menyamakannya dengan Stonehenge. Apa yang membuat orang takjub adalah kenyataan bahwa Edward membangunnya sendirian.


Coral Castle memiliki luas sekitar 4 hektar dan terdiri dari 1.000 ton bebatuan yang bersama-sama membentuk dinding, ukiran, perabot dan menara kastil. Hebatnya, batu-batu besar ini disatukan tidak dengan menggunakan sarana perekat apapun. Mereka hanya ditumpuk dengan memanfaatkan beratnya untuk menjaganya tetap menyatu. Dan sama seperti piramida, tumpukan bebatuan ini begitu rapat dan sempurna sehingga celah antara dua batu tidak dapat ditembus oleh cahaya.


Kehebatan yang lain dari pekerjaan tangan Edward adalah sejumlah batu-batu vertikal yang masing-masing memiliki tinggi 2,4 meter dan membentuk perimeter di dalam kompleks Coral Castle. Masing-masing batu vertikal ini dipotong dengan presisi yang luar biasa sehingga masing-masing batu memiliki tinggi yang sama persis. Bukan itu saja, ketika badai Andrew berkategori 5 (paling mematikan) menyerang dan memporakporandakan Florida, tidak ada satupun batu itu yang bergeser dari posisinya.

Di dalam area Coral castle juga ada menara dua lantai yang masing-masing terdiri dari batu-batu setinggi 2,4 meter yang disusun menjadi menjadi tempat tinggal Edward. Total berat menara ini adalah 243 ton.


Menara ini dihiasi dengan teleskop buatan, obelisk, air mancur, kolam, perabot dan patung-patung objek-objek astronomi. Perabot yang ada di dalamnya termasuk meja berbentuk hati, 25 kursi goyang, kursi yang berbentuk bulan sabit, bathtube, tempat tidur dan sebuah singgasana kerajaan.


Selain menara tersebut, ada satu karya yang menunjukkan kehebatan Edward, yaitu sebuah pintu gerbang batu seberat 8,2 ton. Gerbang itu dibuat dengan keseimbangan yang sedemikian sempurnanya sehingga seorang anak kecil bisa membuka gerbang itu hanya dengan mendorongnya dengan ujung jari. Misteri gerbang ini telah membingungkan banyak orang hingga suatu hari gerbang itu tiba-tiba berhenti bekerja pada tahun 1986.


Sekelompok insinyur lalu dipanggil untuk memperbaikinya. Dibutuhkan 6 pria dan derek seberat 50 ton untuk memindahkan dan memperbaikinya. Yang mereka temukan mengenai gerbang ini sungguh menakjubkan. Mereka menemukan batu gerbang tersebut memiliki lubang yang sempurna dan Edward ternyata telah menyeimbangkannya hanya dengan menggunakan batang besi dan bearing truk.

Dari sini diketahui bahwa Edward membuat lubang berdiameter 8 kaki di sisi batu bagian atas menembus sisi bawah batu. Lalu ia memasukkan batangan besi ke dalam lubang itu dan menyangga bagian bawah gerbang dengan bearing truk. Yang luar biasa adalah, ia membuat lubang tersebut hanya dengan menggunakan peralatan tangan. Menurut para ahli, pada masa ini, untuk membuat lubang dengan kesempurnaan seperti itu, dibutuhkan peralatan dengan teknologi laser.

Pada tahun 2005, gerbang itu kembali mengalami kerusakan dan diperbaiki. Namun perbaikan yang dilakukan tidak bisa membuat gerbang itu berotasi sebaik dan selancar awalnya.

Seperti yang sudah saya sebutkan di atas, apa yang paling menakjubkan dari Coral castle adalah kenyataan bahwa semua struktur di tempat itu dibangun oleh satu orang hanya dengan menggunakan teknologi dan peralatan seadanya.

Bayangkan, masing-masing batu di dalam Coral Castle memiliki berat rata-rata 14 ton. Batu terbesar memiliki berat 27 ton dan batu tertinggi adalah dua monolitik yang memiliki tinggi 7,6 meter masing-masingnya.

Bagaimana caranya Edward membuat dan mengangkat bebatuan berat itu sendirian ?

Ada yang mengatakan bahwa ia mungkin telah berhasil menemukan rahasia para arsitek masa purba yang membangun monumen seperti piramida dan Stonehenge. Yang lain mengatakan mungkin Edward menggunakan semacam peralatan anti gravitasi untuk membangun Coral Castle.

Pernyataan Edward yang mengatakan bahwa ia telah menemukan rahasia piramida telah membuat rahasia Coral Castle menjadi semakin misterius. Karena Edward sendiri adalah seorang yang misterius, banyak yang menafsirkan pernyataan ini dalam kerangka esoterik atau mistik.

David Hatcher Childress, penulis buku Anty Gravity and The World Grid, memiliki teori yang menarik. Menurutnya wilayah Florida Selatan yang menjadi lokasi Coral Castle memiliki diamagnetik kuat yang bisa membuat sebuah objek melayang. Apalagi wilayah Florida selatan masih dianggap sebagai bagian dari segitiga bermuda. David percaya bahwa Edward Leedskalnin menggunakan prinsip diamagnetik jaring bumi yang memampukannya mengangkat batu besar dengan menggunakan pusat massa. David juga merujuk pada buku catatan Edward yang ditemukan yang memang menunjukkan adanya skema-skema magnetik dan eksperimen listrik di dalamnya. Walaupun pernyataan David berbau sains, namun prinsip-prinsip esoterik masih terlihat jelas di dalamnya.

Penulis lain bernama Ray Stoner juga mendukung teori ini. Ia bahkan percaya kalau Edward memindahkan Coral Castle ke Homestead karena ia menyadari adanya kesalahan perhitungan matematika dalam penentuan lokasi Coral Castle. Jadi ia memindahkannya ke wilayah yang memiliki keuntungan dalam segi kekuatan magnetik.

Hingga kematiannya, Edward tidak pernah menceritakan rahasianya kepada orang lain. Jika ditanya, ia hanya menjawab,"Sebenarnya tidaklah sulit jika kamu tahu caranya." Sepertinya ia memang sangat menjaga kerahasiaan pekerjaannya. Ia kebanyakan bekerja pada malam hari dimana tidak ada satu orang pun yang bisa melihatnya. Seringkali, walaupun tidak selalu, ketika ia merasa ada yang mengamatinya bekerja, ia akan segera menghentikan pekerjaannya.

Apakah Edward Leedskalnin memang telah menemukan rahasia masa purba ? Apakah ia menemukan kunci menaklukkan gravitasi ? Jawabannya, mungkin tidak.

Karena foto yang berhasil diambil pada waktu Edward mengerjakan Coral Castle menunjukkan bahwa ia menggunakan cara yang sama yang digunakan oleh para pekerja modern, yaitu menggunakan prinsip yang disebut block and tackle. Jika kalian melihat foto di bawah ini, kalian mungkin akan mengerti maksud Block and Tackle.


Memang, walaupun ia menggunakan metode yang umum, tidak dapat dipungkiri bahwa Edward memiliki kelebihan dibanding pekerja biasa. Ia memiliki pengetahuan mengenai keseimbangan dan gravitasi dengan baik.

Website resmi Coral Castle menulis "Jika ada yang bertanya kepada Ed bagaimana caranya ia memindahkan batu-batu Coral itu, maka Ed akan menjawab bahwa ia mengerti hukum berat dan daya ungkit (leverage)."

Pada Desember 1951, Edward yang saat itu sudah berusia 64 tahun menaruh sebuah papan bertuliskan "Pergi ke rumah sakit" di gerbang Coral Castle. Setelah itu ia naik bus sendirian ke rumah sakit Jackson Memorial di Miami. Tiga hari kemudian, Edward meninggal karena penyakit kanker perut.

Ya, Edward Leedskalnin memang misterius.

Seringkali orang-orang menanyakan alasan mengapa ia mau menghabiskan hidupnya hanya untuk membangun monumen ini. Biasanya Ed hanya tersenyum dan menjawab "Sweet Sixteen", merujuk ke Agnes, tunangannya yang telah menghancurkan hatinya.

Jika kita melihat kepada Coral Castle, mungkin kita melihat kesempurnaan sebuah karya arsitektur atau mungkin kita hanya melihat kehebatan pekerjaan tangan seorang seniman. Tapi, jika saya melihat Coral Castle, saya melihat manifestasi dari kekuatan cinta, kekuatan yang sama yang telah menciptakan Taj Mahal dan enam ribu anak tangga di sebuah gunung di Cina. Dan kekuatan cinta yang dimiliki oleh Ed, tidak seperti yang kita kenal. Karena ketika kita memberi dan menerima, Ed hanya memberi dan memberi. Itulah yang membuatnya menjadi manusia yang luar biasa.

(coralcastle.com, wikipedia, crystalinks.com)

Tuesday, December 22, 2009

Ukiran Helikopter di dinding kuil Abydos ?

Pada tahun 1848, sebuah ekspedisi arkeologi yang sedang melakukan penelitian di Mesir menemukan hierogliph aneh di langit-langit sebuah kuil kuno di Abydos, beberapa ratus mil selatan Kairo. Cetakan contoh hierogliph itu kemudian dibawa ke Eropa dan segera menimbulkan perdebatan yang luar biasa di kalangan Egyptologist. Tidak ada satupun yang dapat menjelaskan arti hierogliph tersebut. Akhirnya, hierogliph tersebut dianggap hanya sebagai ukiran objek-objek aneh tak dikenal. Puluhan tahun kemudian, hierogliph tersebut kembali muncul ke permukaan, kali ini beberapa orang mengenali ukiran Hierogliph tersebut sebagai helikopter, pesawat dan kapal selam, objek-objek yang tercipta pada abad ke-20.

Saya percaya sebagian besar dari kalian yang membaca tulisan ini sudah pernah melihat foto yang termashyur ini dan akan menganggap tulisan ini basi. Namun ternyata ada sebagian orang yang belum atau mungkin hanya sedikit mengetahui kisah ini dan meminta saya menulisnya. Jadi yang sudah tahu harus mengalah dengan mereka yang belum tahu.

Nah, saya akan memulai cerita saya. Pada tahun 1990an, para turis yang mengunjungi kuil di Abydos memotret kembali langit-langit kuil itu dan foto-foto yang diambil mulai muncul di internet, membangkitkan kembali perdebatan mengenai makna hierogliph tersebut..

Helikopter yang tergambar di langit-langit kuil tersebut memiliki baling-baling, kokpit dan ekor, persis seperti helikopter modern. Sedangkan dua ukiran lain sepertinya menunjukan gambar kapal selam dan pesawat.


Hierogliph tersebut ditemukan di sebuah kuil yang didirikan oleh Firaun Seti I sekitar 3.000 tahun yang lalu, bukan di Piramida seperti yang dikira sebagian orang. Pertanyaannya sekarang adalah, bagaimana ukiran mesin-mesin transportasi modern bisa ada di kuil yang berusia 3.000 tahun ?

Tentu saja tidak semua orang dengan gampang menerima penjelasan adanya ufo masa purba yang dipercayai sebagian orang, termasuk saya. Walaupun saya menulis soal-soal misteri di blog ini, namun saya merasa bahwa penjelasan seperti itu adalah penjelasan yang sangat digampangkan. Seakan-akan kita enggan berusaha mencari penjelasan lain terlebih dahulu.

Jadi saya mencoba mencari penjelasan alternatif.

Pertama, saya menemukan penjelasan dari seorang arkeolog yang ternyata skeptisnya sangat luar biasa. Dengan cepat dan tanpa pikir panjang ia mengatakan bahwa foto tersebut adalah hasil rekayasa photoshop. Sepertinya arkeolog ini tidak pernah mengunjungi kuil Abydos di Mesir. Berbagai foto dan rekaman yang diambil di kuil tersebut oleh orang yang berbeda-beda jelas menunjukkan bahwa ukiran tersebut bukan hasil photoshop.

Lalu, datanglah para arkeolog yang lebih bijak dan tidak asal ngomong dan tentu saja punya cukup uang untuk melihat langsung ke Abydos (Tidak seperti arkeolog pertama tadi). Mereka memiliki penjelasan yang ilmiah dan sesuai dengan ilmu ke-arkeologiannya. Menurut mereka ukiran tersebut sama sekali bukan ukiran helikopter, pesawat dan kapal selam. Hierogliph tersebut bisa menyerupai gambar Helikopter, pesawat dan kapal selam karena sebuah proses yang disebut Palimpsest.

Apa itu Palimpsest ? Palimpsest adalah sebuah teknik membuat ukiran hierogliph yang baru di atas ukiran yang lama. Caranya adalah dengan memplester ukiran yang lama dan kemudian mengukir hierogliph yang baru di atasnya.

Nah, ukiran di langit-langit Abydos dipercaya oleh para arkeolog telah mengalami proses Palimpsest. Sejalan dengan beriringnya waktu, plester yang ditempel untuk menutupi ukiran yang lama terlepas. Ukiran lama yang tertimpa dengan ukiran baru menghasilkan ukiran-ukiran yang berbentuk aneh. Dan dari situlah muncul Helikopter kita.

Proses ini sama seperti ketika kita sedang menghadapi ujian di sekolah. Ketika kita merasa jawaban yang kita tulis salah, kita mengambil Tip-X dan menutupi kesalahan itu dengan cairannya. Namun karena kita terdesak oleh waktu, kita yang tidak sabaran segera menulis di atas olesan Tip-X yang belum kering. Akibatnya lapisan Tip-X menjadi rusak dan kertas ujian kita menjadi kotor dengan huruf yang campur aduk. (sekarang kalian mengerti arti Palimpsest kan ?).

Ternyata para seniman Mesir biasa menggunakan metode Palimpsest pada masa purba. Jika seorang Firaun naik tahta, ia menuntut tulisan-tulisan lama di dinding diganti dengan tulisan yang menceritakan tentang kemuliaan mereka. Jadi seniman Mesir memplester tulisan yang lama dan menggantinya dengan yang baru.

lalu, saya mempelajari penjelasan ini dan saya merasa bahwa penjelasan ini sepertinya tidak pas di hati. Coba bayangkan, berapa besar kemungkinannya proses Palimpsest yang gagal bisa membentuk gambar helikopter yang sedemikian sempurna ?

Yeah, saya sudah tahu apa yang mau saya tulis di blog enigma. Saya akan mengatakan kalau saya tidak menemukan penjelasan yang masuk akal sehingga saya memutuskan untuk percaya kalau ukiran itu adalah ukiran Helikopter. Bahkan saya sudah mempunyai teori yang menjelaskan bagaimana sebuah helikopter bisa terukir di dinding yang berusia 3.000 tahun itu.

Namun kemudian, ketika saya sedang iseng mencari data tambahan, Saya menemukan sebuah foto yang mengejutkan. Di dinding lain di kuil yang sama, ada susunan hierogliph yang sangat mirip dengan ukiran helikopter yang kita punyai. I am Amazed ! Lihatlah kemiripannya ! Melihat foto ini, sepertinya palimpsest menjadi masuk akal. Bisa jadi hierogliph ini menunjukkan hierogliph awal sebelum mengalami proses Palimpsest.


Melihat foto ini, Teori helikopter masa purba mulai terlihat kabur. Sekarang pikiran saya hanya dipenuhi oleh Plester dan Tip-X.

Ukiran yang mirip dengan kapal selam ternyata merupakan ukiran telapak tangan. Bekas-bekas ruas jarinya jelas terlihat di kedua ukiran tersebut. Lagipula, setelah dilihat-lihat kembali, saya merasa helikopter itu ternyata memang tidak mirip dengan helikopter. Apa yang kita sebut dengan baling-baling ternyata menempel di ekornya. Hidung helikopter itu ternyata menyatu dengan ukiran lain. Benar-benar tidak mirip helikopter.

Jadi sekarang, sepertinya saya harus meminta maaf kepada para penganut teori ufo masa purba, karena saya condong kepada penjelasan Tip-X, maksud saya Palimpsests.

Tapi....

Kalian tahu, penggemar misteri tidak boleh menutup pikirannya rapat-rapat. Teori yang berhubungan dengan misteri itu biasanya bergerak dengan "fluid". Jika ada petunjuk baru yang mematahkan argumen sebelumnya, maka saya rasa tidak ada salahnya menerima kemungkinan baru.

Saya mendengar bahwa sebuah surat kabar Arab bernama "Al-Sharq Al-Awsat" pernah mempublikasikan foto-foto yang diambil di dinding kuil Amon Ra di Karnak. Konon foto itu menunjukkan adanya hierogliph yang persis dengan yang ada di kuil Abydos. Di dalamnya juga ada helikopter dengan baling-baling dan ekor. Yang pasti, katanya, identik dengan ukiran Abydos.

Tapi sayangnya, saya hanya membaca mengenai hal itu di sebuah media. Saya membolak-balik media tersebut (dengan mouse tentu saja) untuk mencari foto yang dimaksud. Saya tidak menemukannya. Lalu saya berpaling kepada google dan mencoba memasukkan kata kunci yang saya anggap paling relevan. Luar biasanya, saya menemukan artikel-artikel lain yang juga menyebut soal foto helikopter Karnak, tapi dengan kalimat yang sama persis dengan kalimat di artikel pertama. Ooh, ternyata artikelnya hasil kopi paste semua. Saya masih belum menemukan foto yang saya inginkan.

Jadi, para pembaca yang budiman, jika kalian bertanya mengenai pendapat saya, maka saya percaya dengan penjelasan Tip-X. Tapi seperti yang saya katakan di atas, pikiran saya "fluid". Karena itu saya akan mengubah pandangan saya jika saya bisa menemukan foto helikopter di dinding kuil Amon Ra di Karnak.

Jika kalian ingin membantu saya menemukan foto itu, dengan senang hati saya tunggu.

Salam

Notes :
Sebagian orang yang membaca tulisan ini bingung, bagaimana bisa ada foto hierogliph sebelum palimpsest ? Apakah foto itu hasil photoshop ? jawabannya tidak.

Pahami kalimat yang saya gunakan baik-baik. Saya menulis bahwa foto itu berasal dari DINDING lain di KUIL yang sama. Jadi foto itu bukan hierogliph helikopter yang berhasil terfoto sebelum palimpsest, melainkan foto dari hierogliph yang lain.

Di kuil itu, terdapat banyak hierogliph di dinding-dindingnya. Dan di dinding yang lain kita menemukan susunan hierogliph yang sangat mirip dengan hierogliph helikopter.
Jadi saya berhipotesis bahwa susunan ukiran/hierogliph yang berbentuk helikopter, mungkin pada awalnya (sebelum palimpsest) sama dengan hierogliph pada foto ke-2.

Lalu pertanyaan lagi, kok bisa ada hierogliph yang mirip di kuil yang sama ?

Bukankah hal yang biasa menemukan tulisan yang sama di dalam kuil yang sama ? Contoh, coba hitung, berapa kali kalimat "dilarang merokok" bisa anda temukan di dalam sebuah mall ? tentu saja lebih dari sekali.

Jika kalian masih tidak mengerti juga, maka saya angkat tangan :)

(hallofthegods.org)

Monday, December 21, 2009

Teka-teki harta karun Nazi di danau Toplitz

Di wilayah Austria yang terpencil, ada sebuah danau yang bernama Toplitz. Namun bukan keindahannya yang membuat danau ini menjadi terkenal, melainkan adanya rumor bahwa harta karun rampasan Nazi masih tersimpan di dasarnya.


Selama menulis mengenai misteri dunia, beberapa kali saya menerima permintaan untuk menulis mengenai misteri harta karun. Sepertinya misteri mengenai harta karun yang tersembunyi telah menarik perhatian sebagian manusia selama berabad-abad. Entahkah itu harta karun bajak laut atau harta karun sisa-sisa peradaban kuno. Kali ini saya memutuskan untuk menulis sedikit mengenainya, dan saya akan memulainya dari harta karun yang disebut Guinness Book World of Record sebagai harta yang berasal dari perampasan terbesar di dunia. Yang saya maksud adalah harta karun Nazi.

Kisahnya dimulai pada suatu pagi di tahun 1945 di wilayah pegunungan Alpen yang terpencil. Saat itu Ida Weisenbacher mendengar suara ketukan di pintu rumahnya. Perempuan Austria berumur 21 tahun itu segera membuka pintu dan menjumpai seorang petugas Nazi sedang berdiri di depan rumahnya.

"Siapkan kereta kudamu," Kata petugas itu. "Kami membutuhkanmu."

Ida segera menyiapkan kereta kudanya dan membawanya ke samping kendaraan militer yang dibawa petugas tersebut. Lalu petugas lain yang telah menunggu di mobil segera mengeluarkan kotak-kotak besar dan memuatnya ke dalam kereta kuda. Setiap kotak itu memiliki tanda berupa kata dan angka yang sama sekali tidak memberikan petunjuk mengenai isinya. Ketika kereta kuda itu sudah diisi penuh, petugas itu memberitahukan Ida untuk berangkat menuju danau Toplitz.

Saat itu barulah Ida mengerti mengapa petugas Nazi itu meminta bantuannya. Jalan menuju danau Toplitz sangat berliku dan tidak bisa dilewati oleh kendaraan-kendaraan militer. Hanya kereta kuda yang bisa melaluinya.

Sesampai di danau, para petugas segera mengeluarkan seluruh kotak misterius tersebut dan membuangnya ke dalam danau. Ida melihat kotak itu satu persatu lenyap dari pandangannya. Hatinya diliputi oleh rasa ingin tahu yang besar mengenai isi kotak itu. Namun ia tidak berani menanyakannya ke petugas tersebut.

Setelah selesai membuang seluruh kotak yang dibawa, petugas nazi itu memerintahkan Ida untuk kembali dan memuat kotak-kotak lain yang belum terbawa. Total dibutuhkan tiga kali perjalanan bolak-balik sampai mereka membuang semua kotak yang dibawa.

Dan inilah awal mula rumor adanya harta karun di danau Toplitz.

Selama perang dunia II, pasukan Nazi Jerman berhasil menginvasi dan menguasai beberapa negara di Eropa. Ketika mereka berhasil menguasainya, mereka segera menjarah bank sentral negara yang bersangkutan dan mengambil cadangan emasnya untuk dibawa pulang ke Jerman.

Bukan itu saja, harta benda pribadi orang-orang Yahudi yang ditangkap dan dibuang ke kamp konsentrasi juga disita dan dilebur menjadi emas batangan yang dicetak dengan tanda bank sentral jerman, the Reichsbank. Kebanyakan dari harta rampasan ini kemudian digunakan untuk membayar biaya perang yang dilancarkan oleh Nazi. Luar biasanya, sebagian besar dari harta ini masih utuh di tangan Nazi ketika perang dunia II hampir berakhir.

Pada Februari 1945, presiden dari Reichsbank memerintahkan sebagian besar cadangan emas dipindahkan ke sebuah desa terpencil bernama Merkers yang letaknya 200 mil di selatan Berlin. Disana, emas-emas tersebut ditaruh di dalam sebuah gua bekas pertambangan Potasium. Gua tambang itu juga digunakan untuk menyimpan harta benda lain seperti benda seni yang dirampas dari negara jajahan Jerman saat itu.

Pada bulan April 1945, pasukan Amerika di bawah pimpinan Jenderal George Patton berhasil menaklukkan Merkers. Lalu seorang pekerja sipil berkewarganegaraan Perancis yang bekerja di tambang itu menceritakan kepada militer Amerika bahwa ada harta karun yang disembunyikan oleh nazi disana. Pasukan Amerika mulai memeriksa seluruh isi pertambangan dan menemukan 8.198 batang emas beserta sejumlah besar koin emas, perak batangan, dan uang kertas. Nilai total harta yang ditemukan saat itu adalah 520 juta dolar (dengan nilai dolar tahun 1945).


Selain menyimpan harta di pertambangan Merkers, pada tahun 1945, mengetahui pasukan sekutu hampir menguasai Berlin, pejabat nazi memutuskan untuk memindahkan harta Reichsbank yang tersisa ke Oberbayern di Bavaria Selatan. Paling tidak sembilan ton emas dikirim ke sana bersama dengan karung-karung berisi uang kertas dan koin. Konon menurut rumor, 730 batang emas diantaranya disembunyikan di dasar danau Walchansee.

Ketika pasukan sekutu mengalahkan nazi pada tahun 1945, mereka ternyata hanya berhasil menyita sebagian kecil harta karun nazi. Sisa harta rampasan lainnya, hilang entah kemana.

Hilangnya emas-emas ini disebut oleh Guinness Book of World Records sebagai rampasan terbesar di dunia.

Setelah nazi dikalahkan, dimulailah misi pencarian harta karun nazi oleh beberapa negara dan organisasi. Dan disinilah isu danau Toplitz mulai kembali muncul ke permukaan.

Danau Toplitz memiliki panjang sekitar 1 mil dengan kedalam sekitar 91 meter. Ia terletak di antara bebatuan granit yang terjal di Salzkammergut, Austria. Walaupun danau ini memiliki pemandangan yang indah, namun lokasinya yang sangat terpencil membuat danau ini jarang dikunjungi oleh orang. Dengan karakteristik seperti ini, kelihatannya danau ini memang tempat persembunyian yang ideal bagi harta karun.


Apakah kotak-kotak misterius yang dilihat Ida Weisenbacher berisi emas-emas yang hilang ? banyak orang berpikir begitu. Pada tahun 1959, sebuah majalah Jerman "Stern" mengirim penyelam untuk menyelidiki danau tersebut. Mereka memang menemukan sesuatu, namun bukan batangan emas, melainkan kotak berisi mata uang Pound Inggris palsu, beberapa dokumen penting dan surat-surat pernyataan.

Ternyata apa yang ditemukan oleh para penyelam itu adalah bagian dari operasi rahasia yang disebut operasi Bernhard yang datang dari Hitler sendiri.

Saat itu, para tawanan Yahudi di kamp konsentrasi diberi peralatan percetakan yang canggih untuk memalsukan mata uang musuh. Uang ini akan dipakai untuk membiayai perang dan memperlemah ekonomi negara musuh. Lewat operasi ini, diperkirakan sekitar 4,5 miliar pound berhasil dipalsukan. Operasi ini menjadi sedemikian sukses sehingga pada waktu itu bank sentral Inggris terpaksa menarik mata uangnya dari peredaran dan mendesain ulang uang kertasnya.

Apakah kotak-kotak yang ditemukan di dalam danau Toplitz adalah sisa-sisa operasi Bernhard ? Apakah ada harta lain yang tersembunyi disana ?

Pada tahun 1963, seorang penyelam Jerman mencoba peruntungannya di danau Toplitz. Namun sayang, dalam usahanya, ia tewas tenggelam.

Setelah peristiwa itu pemerintah Austria melarang penyelaman yang bertujuan untuk mencari harta karun di danau Toplitz. Tapi ternyata larangan ini memiliki maksud tersembunyi karena pemerintah Austria ternyata memutuskan untuk mencari harta karun tersebut.

Operasi pencarian yang dilakukan oleh Austria berhasil menemukan 18 Kotak yang ternyata juga berisi uang Pound palsu, namun kali ini mereka menemukan pelat logam yang dipakai sebagai master pencetakannya. Selain itu mereka juga menemukan sisa-sisa roket, proyektil dan beberapa senjata. Ini mungkin tidak terlalu mengherankan karena nazi pernah menggunakan danau itu sebagai tempat latihan militer selama perang.

Pada tahun 1983, prof Hans Fricke meminta ijin untuk melakukan penyelaman di danau Toplitz untuk meneliti kehidupan biota danau. Namun ia malah menemukan peti-peti berisi uang pound palsu dengan peralatan militer lainnya. Penemuan Prof Fricke menimbulkan spekulasi bahwa di danau tersebut masih tersimpan emas-emas batangan Nazi yang hilang.

Usaha pencarian yang lebih masiv dilakukan pada tahun 2000 ketika stasiun televisi CBS dari Amerika bersama World Jewish Congress mensponsori penjelajahan ke dasar danau Toplitz yang dijalankan oleh sebuah perusahaan bernama Oceaneering Technologies. Perusahaan itu menyelam ke dasar danau dengan menggunakan teknologi canggih berupa kapal selam yang dikendalikan dengan remote control. Namun usaha yang dilakukan dengan teknologi canggih ini hanya menemukan kembali peti-peti yang juga berisi uang pound palsu.

Walaupun sepertinya sudah tidak ada harta lagi di danau Toplitz, namun setiap kali ekspedisi dilakukan, sepertinya selalu ada peti yang ditemukan. Spekulasi mengenai adanya emas di Toplitz kembali diperkuat ketika pada tahun 2003, seorang penyelam yang melakukan penyelaman di danau Chiemsee di Bavaria menemukan sebuah teko yang terbuat dari emas. Teko emas ini memiliki lambang Celtic dengan figur indo Jerman di permukaannya dan diperkirakan bernilai sekitar 100.000 dolar. Spekulasi menyebutkan bahwa teko ini adalah bagian dari harta Nazi yang disembunyikan di dalam danau.

Memang tidak ada yang pernah tahu jumlah pasti harta yang hilang ini, namun seorang peneliti pernah memperkirakan nilainya sekitar 2,5 miliar USD. Jika kita rupiahkan, maka itu berarti hampir 25 trilyun rupiah. Sebuah jumlah yang luar biasa untuk harta karun yang hilang.

Jadi apakah masih ada emas yang tersimpan di dalam danau Toplitz ? mungkin tidak, tapi keingintahuan orang tidak akan pernah habis bukan ? itulah yang membuat misteri harta karun menjadi salah satu misteri yang paling menarik untuk diceritakan.

(unmuseum.org)


Komentar Pilihan :

Anonymous said...

Kalo menurut saya,di danau tersebut tdk ada harta peninggalan nazi,karena jika nazi mau menjadikan danau itu sbg tempat penyembunyian harta maka neng Ida Weisenbacher pasti di bunuh setelah selesai mengangkut kotak2 tersebut supaya kerahasiaannya tetap terjaga.

December 23, 2009 2:45 PM


Sunday, December 20, 2009

The Nine Unknown Men - Perkumpulan rahasia tertua di dunia

Setiap orang yang mengikuti perkembangan dunia konspirasi dan perkumpulan rahasia pasti mengenal Freemasonry, perkumpulan rahasia yang dianggap terbesar dan paling berkuasa di dunia. Soal terbesar di dunia memang benar, tapi soal paling berkuasa di dunia, tunggu dulu. Di tulisan ini, saya akan menceritakan mengenai perkumpulan rahasia yang disebut sebagai yang terhebat di dunia. Yang saya maksud adalah perkumpulan "The Nine Unknown Men" atau "Sembilan Pria Tak Dikenal."


Di kalangan para penganut teori konspirasi, The Nine Unknown Men disebut sebagai perkumpulan rahasia tertua dan paling berkuasa di dunia. Perkumpulan ini pertama kali didirikan oleh raja Asoka dari India yang legendaris (273 SM). Ini berarti usia perkumpulan ini sudah lebih dari 2.000 tahun.

Tidak ada yang mengetahui dengan pasti apakah perkumpulan rahasia ini benar-benar ada atau tidak. Karena itu, status keberadaannya sama dengan status keberadaan kerajaan Shambhala yang pernah saya tulis sebelumnya, yaitu cenderung mitos. Walaupun begitu, beberapa organisasi penganut ajaran esoterik seperti teosofi percaya bahwa perkumpulan ini benar-benar ada dan bekerja secara diam-diam untuk menyelamatkan umat manusia. Konon, saking hebatnya perkumpulan ini, kita mungkin bisa menyebut mereka dengan sebutan The League of Extra Ordinary Gentlemen.

Kisah perkumpulan rahasia ini pada awalnya hanya beredar dari mulut ke mulut secara turun temurun. Lalu pada abad ke-19 dimunculkan ke permukaan oleh tulisan Louis Jacolliot dan Talbot Mundy. Pada tahun 1960, Louis Pauwels dan Jacques Bergier juga mengangkat mengenainya di buku mereka yang berjudul Morning of the Magicians. Dalam kultur yang lebih populer, Perkumpulan rahasia ini mengilhami pembuatan serial populer Heroes (dengan tokoh-tokohnya seperti Sylar, Hiro Nakamura, Peter Petrelli). Ini diakui oleh penulis dan produsernya.

Seperti yang sudah kita pelajari dari buku sejarah di sekolah, raja Asoka adalah raja dari wilayah India yang berasal dari dinasti Maurya dan juga cucu dari Chandragupta yang pertama kali menyatukan seluruh India. Dari kota Magada, ia memimpin kerajaannya menaklukan banyak wilayah di dunia.

Sebagai seorang raja yang masih muda, ia memiliki ambisi yang besar seperti leluhurnya. Salah satu bukti ambisinya adalah penaklukkan kerajaan Kalinga.

Ketika perang berlangsung, kerajaan Kalinga yang berusaha mempertahankan wilayahnya dari serbuan Asoka kehilangan 100.000 prajurit dalam sebuah pertempuran berdarah. Menyaksikan pembantaian tersebut, Asoka diliputi oleh rasa penyesalan mendalam dan memutuskan untuk menjalani hidup tanpa kekerasan. Jadi, Ia memutuskan untuk menerima ajaran Budha dan menjadi penganut yang setia. Kita mungkin sudah pernah mendengar kisah pertobatannya yang legendaris ini.

Raja Asoka yang sudah bertobat akhirnya bersumpah untuk mencegah umat manusia menggunakan kecerdasannya untuk tujuan jahat. Setelah itu, menurut legenda, Ia mendirikan sebuah perkumpulan yang terdiri dari sembilan pria untuk menjaga pengetahuan rahasia yang mereka miliki supaya jangan sampai jatuh ke tangan orang yang salah.

Maka dimulailah era pengetahuan rahasia di bawah pemerintahan dan pengawasan sang raja. Sejak itu hingga 2.000 tahun berikutnya, hasil penelitian seperti struktur materi, psikologi dan berbagai macam ilmu disembunyikan di dalam tirai yang bertopengkan sembilan pria yang dipercayakan dengan rahasia-rahasia besar ini, yaitu The Nine Unknown Men.


Masing-masing dari sembilan pria misterius tersebut diberi tanggung jawab untuk menjaga satu buku yang berbeda-beda. Bukan hanya diharuskan menjaga pengetahuan yang ada di dalam buku yang menjadi tanggung jawabnya, mereka juga diwajibkan untuk mengembangkan pengetahuan yang ada di dalamnya. Karena itu pengetahuan di dalam masing-masing buku itu berkembang dengan hebatnya hingga 2.000 tahun berikutnya.

Masing-masing buku tersebut memiliki bidang keilmuan yang berbeda-beda. Semuanya memiliki pengaruh luar biasa atas kehidupan umat manusia. Menurut kisah tradisional, sembilan buku tersebut memiliki subyek sebagai berikut :

1.Perang Propaganda dan Psikologi. Rahasia mengenai propaganda dan perang psikologis diaplikasikan dalam sekumpulan pesan yang dapat digunakan untuk mempengaruhi opini masyarakat luas. Teknik ini disebut sains yang paling berbahaya di dunia. Jika propaganda dan pengaruh yang diberikan telah membawa dampak, maka hal ini dapat membawa siapapun menjadi pemimpin atas seluruh dunia.
2.Fisiologi. Yaitu ilmu yang mempelajari mekanisme, fisik dan fungsi bio kimia organisme hidup. Buku ini disebut memiliki instruksi bagaimana melakukan "Sentuhan kematian", yaitu pukulan yang dapat menyebabkan kematian akibat terbaliknya aliran darah ke syaraf. Menurut sebagian orang, cabang olahraga Judo tercipta akibat rahasia yang bocor dari buku ini.

3.Mikrobiologi. Beberapa spekulasi yang berkembang menyebutkan bahwa buku ini tidak terbatas pada topik mikrobiologi saja, melainkan juga bioteknologi. Dalam beberapa versi legenda, air sungai gangga disebut dimurnikan dengan mikroba tertentu yang telah didesain oleh "kelompok sembilan" dan dilepaskan ke sungai itu dari markas rahasia di Himalaya. Jadi para peziarah yang memiliki penyakit dan mandi di sungai ini tidak akan mempengaruhi peziarah yang sehat. Selain itu, kelompok sembilan ini dipercaya juga telah mengembangkan teknik Hidroponik dimana mereka dapat menumbuhkan sayur-sayuran yang dapat memberi makan penduduk pada masa kelaparan.

4.Alkemi. Buku ini disebut menyimpan pengetahuan mengenai alkemi seperti mengubah logam menjadi emas. Di India, ada rumor yang behembus kencang bahwa selama masa kekeringan melanda atau bencana alam lainnya, organisasi-organisasi keagamaan di sana biasanya akan menerima sumbangan emas dalam jumlah besar dari sumber tak dikenal. Rumor ini menjadi semakin misterius dengan adanya fakta bahwa jumlah emas di India ternyata melebihi jumlah kapasitas yang dapat dihasilkan pertambangan emas di wilayah itu.

5.Komunikasi. Termasuk kemampuan untuk berkomunikasi dengan ekstraterestrial.

6.Gravitasi. Buku ke-6 dari sembilan buku misterius ini sering disebut sebagai buku "The Vaiminaka Sastra" dimana di dalamnya disebut berisi instruksi untuk membuat Vimana, yang kita kenal juga sebagai "ufo masa purba dari India."

7.Kosmologi. Buku ini menyimpan pengetahuan bagaimana caranya bergerak dengan kecepatan cahaya melewati ruang dan waktu. Dengan kata lain, time travel atau perjalanan lintas waktu. Bahkan legenda menyebutkan bahwa bukan hanya perjalanan lintas waktu, melainkan juga perjalanan intra dan inter galaktik.

8.Cahaya. Buku ini membahas cara meningkatkan atau mengurangi kecepatan cahaya dengan tujuan untuk memanfaatkannya sebagai senjata.

9.Sosiologi. Di dalamnya terdapat pengetahuan untuk mengetahui arah peradaban dan bagaimana cara memprediksi keruntuhannya.

Rahasia-rahasia pengetahuan yang ada di dalam buku tersebut dijaga dengan ketat oleh kelompok sembilan, ketika satu diantara mereka menjelang ajal, mereka akan meneruskan tanggung jawab menjaga buku itu kepada orang berikutnya yang ditunjuk. Dengan demikian, rahasia besar yang ada di dalamnya akan terjaga dengan aman.

Walaupun kedengarannya mustahil, namun banyak yang percaya bahwa teknologi dari perkumpulan ini dapat dilbuktikan dengan penemuan-penemuan artefak misterius di India. Mungkin kita pernah mendengar pilar besi di Delhi yang telah berumur ribuan tahun dan tidak berkarat. Pilar itu disebut dibuat dengan menggunakan teknologi dari the Nine Unknown Men.

Lalu, spekulasi berkembang selama berabad-abad mengenai keanggotaan perkumpulan ini. Salah seorang ilmuwan India bernama Jagdish Chandra Bose yang juga pioner dalam penelitian optik radio dan microwave diduga sebagai salah satu anggotanya, atau paling tidak pernah menerima petunjuk dari salah satu anggota kelompok sembilan. Ilmuwan lain yang diduga sebagai anggotanya adalah Vikram Sarabhai, perintis program angkasa dan rudal pertahanan India.

Selain itu, ada dugaan kuat bahwa beberapa ilmuwan asing non India juga pernah menerima petunjuk atau pengetahuan dari The Nine Unknown Men. Dua orang diantaranya adalah Paus Silvester II dan Alexandre Emile John Yersin.

Paus Silvester II yang bernama asli Gerbert d'Aurilliac lahir tahun 920 Masehi. Selain seorang rohaniwan, ia juga seorang profesor di universitas Rheims. Konon sebelum ia menjadi Paus, ia pernah melakukan perjalanan ke India dimana ia memperoleh beberapa pengetahuan dan benda yang luar biasa. Salah satu benda yang di dapatnya adalah sebuah tiruan kepala manusia dari perunggu. Kepala perunggu ini bisa menjawab Ya atau Tidak jika diajukan pertanyaan.

Menurut Paus Silvester, kepala perunggu ini dioperasikan dengan menggunakan mekanisme perhitungan matematika. Jadi, jika kita membandingkannya dengan mesin modern, maka kepala perunggu itu sama dengan mesin modern sistem binari. Sayang kepala mekanis itu hancur setelah kematian Silvester II dan rahasia pengoperasiannya juga ikut hilang.

Selain Paus Silvester II, Alexander Emile John Yersin juga diduga pernah menerima petunjuk atau nasehat dari kelompok sembilan.

Pada tahun 1890, Yersin melakukan perjalanan ke Madras dan disana, ia diduga menerima instruksi yang memampukannya untuk membuat serum kolera. Serum ini akhirnya menyelamatkan penduduk Madras yang terserang wabah kolera.

Seperti yang sudah saya singgung di atas, The Nine Unknown Men adalah perkumpulan rahasia yang berdasarkan pada legenda dan kemungkinan besar memang fiktif.

Namun selalu ada alasan mengapa legenda-legenda semacam ini dapat hidup. Menurut saya, umat manusia merindukan superheroes yang dapat menyelamatkan dunia dari kehancuran. Dan sepertinya mereka menemukan sosok yang dicari dalam The Nine Unknown Men. Dan kita tidak bisa menyalahkannya kan ?

(indohistory.com)