Tuesday, November 30, 2010

Buaya monster Normanton tertangkap kamera - diperkirakan memiliki panjang 8 meter

Lebih dari setengah abad yang lalu, seekor buaya terbesar di dunia yang memiliki panjang hingga 8,64 meter ditemukan dan ditembak mati di Normanton, Queensland, Australia. Sejak saat itu, tidak pernah ada buaya sebesar itu pernah ditemukan lagi dimanapun di dunia. Tetapi, semuanya mungkin akan segera berubah.


Minggu ini, Normanton, sebuah kota teluk kecil di Queensland dihebohkan dengan sebuah berita yang cukup mengerikan. Di sungai Norman yang mengaliri kota itu, diperkirakan hidup seekor buaya yang panjangnya mencapai hingga 8 meter. Jika ini benar, maka ini adalah buaya terbesar yang pernah ditemukan pada zaman modern ini.

Berita ini pertama kali datang dari seorang pendeta lokal bernama Elton Thompson. Ia mengakui kalau ia memang belum pernah melihat hewan monster itu, namun ia memiliki bukti berupa foto jejak makhluk raksasa itu.

Pendeta Thompson mengambil foto itu minggu sebelumnya di tepi sungai Norman sekitar 1 kilometer dari pusat kota Normanton. Ia juga mengukur besar jejak tapak itu.

Lebar tapak kakinya 25 centimeter dan sebagian jejak itu melesak ke dalam tanah hingga 2,5 centimeter.


Jarak antara dua kaki belakangnya adalah 1 meter.

Dengan melihat kepada ukuran jejak ini, buaya tersebut kemungkinan bisa memiliki ukuran hingga 8 meter. Katanya:
"Beberapa orang pernah melihat buaya itu di sungai. Semuanya mengatakan kalau ukurannya kurang lebih seperti itu atau lebih besar. Mereka menyebutnya buaya terbesar yang pernah dilihat."
Banyak orang menganggap sepi peringatan Pendeta Thompson. Namun, tidak berapa lama setelah itu, seorang nelayan bernama Clint Spry berhasil mendapatkan foto yang menunjukkan seekor buaya raksasa di sungai Norman. Spry percaya kalau buaya itu memang memiliki ukuran seperti yang diperkirakan oleh pendeta Thompson.

Menurut Spry, buaya itu memiliki ekor yang sama panjangnya dengan perahu yang dinaikinya, yaitu sekitar 3,8 meter.

Penemuan pendeta Thompson dan foto yang diambil Spry segera menyebar lewat media-media lokal dan warga Normanton pun berdebat mengenai ukuran buaya itu.

Beberapa warga tidak mempercayainya. Tetapi bagi yang lain, buaya sebesar itu bukan hal yang aneh. Apalagi mengingat sejarah kota tersebut.

Kota Normanton pernah menjadi sangat terkenal di seluruh dunia karena pada tahun 1957, seekor buaya sepanjang 8,64 meter ditembak mati oleh seorang pemburu. Buaya tersebut, yang kemudian diberi nama Krys, memecahkan rekor dunia karena sebelumnya dan bahkan hingga sekarang tidak pernah ada buaya sebesar itu pernah ditemukan.

Buaya raksasa itu ditembak mati oleh seorang perempuan bernama Krystina Pawlowski di teluk Carpentaria. Karena reputasinya yang membunuh buaya itu hanya dengan satu tembakan, Krystina mendapatkan julukan "One shot Krys".

Walaupun seorang wanita, Krystina adalah pemburu buaya profesional. Sepanjang karirnya sebagai pemburu, ia telah menembak mati 5.000 buaya dan hanya gagal membunuh 3 buaya.


Pada tahun 1965, ia berhenti menjadi pemburu buaya dan berkonsentrasi pada penelitian dan konservasi makhluk itu.

Saat ini, replika buaya yang dibunuh Krys masih dapat ditemukan di kota Normanton.

Lihatlah betapa besar ukurannya.

Sebagian warga lokal percaya kalau buaya sebesar Krys masih bisa ditemukan di kota itu. Pada tahun 1970an, Queensland melarang perburuan buaya untuk tujuan komersil. Sejak saat itu, sepertinya ukuran buaya menjadi semakin besar.

Terry Cummings, salah seorang warga, percaya kalau buaya berukuran 8 meter masih ada dan berkeliaran di kota itu.

"Saya sudah tinggal di kota ini sejak tahun 1950an dan melihat dengan mata kepala sendiri. Buaya-buaya itu memang berukuran besar." Katanya.

Herbie Harold, 52 tahun, yang pertama kali menemukan jejak buaya tersebut dan yang kemudian memberitahukannya kepada pendeta Thompson, mengatakan kalau ia pernah melihat buaya raksasa di sungai Norman. Ia juga percaya kalau seekor monster buaya berukuran besar ada dan berkeliaran di kota itu.

Bagi kota teluk seperti Normanton, buaya adalah pemandangan biasa sehingga sudah tidak menakutkan lagi bagi warga lokal. Namun, mungkin semuanya akan berubah jika seekor buaya berukuran 8 meter kembali muncul dan membuat keributan.

(couriermail.com.au, news.com.au)

Monday, November 29, 2010

Adakah hubungan telepatik antara hewan peliharaan dengan pemiliknya - Kisah Jaytee dan Pamela Smart

Orang-orang mengatakan kalau anjing adalah sahabat terbaik manusia. Pandangan ini mungkin benar bagi Jaytee, seekor anjing terrier campuran, dan majikannya yang bernama Pamela Smart. Entah bagaimana mulanya, seakan-akan ada hubungan telepatik yang tercipta diantara keduanya.


Jaytee tinggal di Romsbottom, Manchester, Inggris, bersama pemiliknya Pamela Smart di sebuah apartemen di lantai dasar, persis di sebelah apartemen orang tua Pam.

Pam mulai mengadopsi anjing itu pada tahun 1989 ketika Jaytee masih bayi. Sejak saat itu keduanya menjadi sahabat yang tidak terpisahkan.

Pada tahun 1991, ketika Pam masih bekerja sebagai sekretaris di sebuah sekolah di Manchester, ia selalu menitipkan Jaytee kepada kedua orangtuanya ketika ia pergi bekerja.

Dan kisah Jaytee yang luar biasa ini pun dimulai.

Tidak berapa lama kemudian, kedua orang tua Pam mulai menyadari kalau Jaytee selalu pergi ke jendela setiap pukul 16.30, jam saat Pam mulai pulang kantor. Jaytee akan duduk dengan tenang di depan jendela hingga Pam tiba sekitar 45 menit kemudian. Ketika Pam terlihat di depan apartemen, Jaytee akan segera berlari menyambutnya sambil menggoyang-goyangkan ekornya dengan gembira. Perbuatan ini dilakukannya setiap Pam pulang bekerja.

Karena Pam bekerja dengan jam-jam yang rutin, kedua orangtuanya beranggapan kalau apa yang dilakukan Jaytee adalah hal yang biasa. Mungkin Jaytee mengingat dengan baik jam saat Pam selesai bekerja.

Pada tahun 1994, Pam tidak lagi bekerja di sekolah itu. Sekarang ia tidak lagi memiliki jadwal pulang yang teratur. Anehnya, kedua orangtuanya menemukan kalau Jaytee masih bisa mengetahui jam kepulangan Pam dengan akurat.

Biasanya Jaytee akan segera berlari ke jendela pada saat yang sama ketika Pam memutuskan untuk pulang, bukan ketika Pam sudah di tiba di dekat Apartemen.

Memang Jaytee juga biasa mendatangi jendela, namun umumnya hanya sebentar-sebentar. Ketika saatnya Pam hendak pulang ke apartemen, Jaytee duduk lebih lama hingga Pam tiba.

Perilaku ini menunjukkan seakan-akan Jaytee memiliki koneksi dengan pikiran Pam, dengan kata lain, hubungan telepatik.

Kemudian keluarga Smart memutuskan untuk mengadakan penyelidikan yang lebih serius. Lalu, mereka menghubungi seorang peneliti perilaku hewan bernama Dr. Rupert Sheldrake.

Dr.Sheldrake memiliki gelar Phd dalam bidang biokimia dari Universitas Cambridge. Ia juga anggota dari Royal Society.

Dr. Sheldrake yang memang telah lama mempelajari mengenai hubungan telepatik hewan mulai mengadakan lebih dari 100 eksperimen terhadap Jaytee. Ia memasang video kamera di berbagai tempat untuk merekam perilaku Jaytee sehari-hari. Ia juga merekam area yang terlihat dari jendela tempat Jaytee biasa menunggu untuk memeriksa apakah Jaytee benar-benar menunggu Pam atau hanya duduk di jendela karena bereaksi terhadap suara mobil yang lewat.

Ia juga mengubah-ubah jadwal kepulangan Pam dan memintanya untuk menggunakan alat transportasi yang berbeda-beda, seperti dengan taksi, sepeda, atau kereta.

Dalam eskperimen-eksperimen ini, Ia menemukan kalau Jaytee mampu mengantisipasi kepulangan Pam dengan akurasi hingga 85 persen. Bagi Dr. Sheldrake, eksperimen ini membuktikan apa yang telah lama dipercayainya, yaitu dengan suatu cara, hewan peliharaan bisa mengembangkan hubungan telepatik yang kuat dengan majikannya. Kemampuan seperti ini masih belum bisa dijelaskan dengan sains.

Kisah Jaytee kemudian menjadi sangat terkenal ketika salah satu stasiun televisi Austria membuat film dokumenter mengenainya dan menayangkannya ke seluruh dunia.

Menurut Dr. Sheldrake, jika seekor hewan bisa memiliki hubungan telepatik dengan pemiliknya, ada kemungkinan kalau di antara hewan-hewan itu sendiri juga memiliki hubungan telepatik. Pengetahuan mengenai hal ini akan sangat bermanfaat bagi para naturalis dalam memperlajari perilaku hewan di alam liar.

(Ilustrasi)

Namun, peneliti lain lebih skeptis. Richard Wiseman dari universitas Hertfordshire yang diundang Dr. Sheldrake untuk ikut meneliti kemampuan Jaytee menganggap kalau perilaku Jaytee sama sekali tidak menunjukkan adanya hubungan telepatik dengan Pam.

Menurutnya, Jaytee memang biasa mendatangi jendela itu ketika mendengar suara kucing atau mobil yang lewat.
"Pada waktu-waktu yang acak ketika Pam pulang ke rumah, memang anjing itu duduk di depan jendela. Namun ketika kami memutar ulang film itu, kami menemukan kalau anjing itu memang secara teratur mendatangi jendela itu. Bahkan, malah menjadi aneh kalau saat Pam pulang dan anjing itu tidak ada di depan jendela."
Wiseman percaya kalau keluarga Smart mengalami bias dalam berpikir, atau dalam bahasa psikologinya "Confirmation Bias". Maksudnya adalah seseorang akan lebih condong untuk mengenali atau bahkan mencari peristiwa yang mendukung kepercayaan mereka dan mengabaikan peristiwa yang tidak sesuai dengan kepercayaan itu. Pendapat ini serupa dengan para pendapat para skeptis lainnya.

Namun, Dr.Sheldrake bertahan pada pendapatnya. Menurutnya, kemampuan telepatik pada hewan sesungguhnya bukan sesuatu yang aneh.
Ia mengatakan kalau kita bisa menemukan kemampuan telepatik ini muncul dalam keseharian para hewan peliharaan. Misalnya seekor anjing atau kucing yang tiba-tiba menjadi senang ketika mengetahui majikannya akan pulang atau seekor kucing yang segera menghilang ketika tahu hendak diajak ke dokter hewan.

Para pemilik hewan peliharaan pun mengetahui dengan persis mengenai hal ini. Menurut sebuah survey yang dilakukan di Inggris terhadap pemilik hewan peliharaan, paling tidak 48 persen pemilik anjing dan 33 persen pemilik kucing mengatakan kalau hewan peliharaan mereka berespon terhadap pemikiran mereka yang tidak terucapkan.

Dr.Sheldrake menceritakan mengenai salah seorang rekannya, Profesor di universitas California di Berkeley, yang juga punya pengalaman dengan hewan peliharaannya.
"Ketika telepon berdering di rumah, istrinya akan langsung mengetahui kalau yang menelepon adalah suaminya karena Whiskins, kucing mereka, akan segera bergegas menuju ke telepon dan menarik pegangannya. Seringkali ia berhasil menariknya sehingga suara meongnya bisa terdengar dengan jelas di ujung telepon. Jika orang lain yang menelepon, Whiskins tidak akan menggubrisnya."
Dalam kasus yang lain, Sheldrake menceritakan mengenai hewan-hewan pada masa perang dunia II yang bisa merasakan datangnya serangan udara bahkan ketika suara pesawat musuh masih belum terdengar.

Jadi, apakah seekor hewan peliharaan memiliki hubungan telepatik dengan pemiliknya?

Mungkin hanya kalian yang memiliki hewan peliharaan yang bisa mengetahuinya.

Bagi Jaytee sendiri, ia tidak mengerti dengan perdebatan sains yang sedang terjadi. ia juga tidak peduli dengan apa yang dikatakan oleh Richard Wiseman dan para skeptis lainnya. Dan pastilah ia juga tidak menginginkan gelar sebagai anjing paranormal terhebat di dunia.

Pam dan Jaytee
Satu-satunya yang diinginkannya hanyalah melihat sahabatnya Pamela pulang ke apartemen setiap hari. Dan baginya itu sudah lebih dari cukup.

Baca juga:
Oscar - kucing yang berhasil mendeteksi 50 kematian dengan akurat.
Twin Connection - adakah hubungan telepatik di antara saudara kembar?

(Sheldrake.org, ru.org, opensourcescience.com)

Thursday, November 25, 2010

Time travel di piala dunia Chile tahun 1962 - Penjelasan

Setelah Foto time traveler di koleksi musem dan sebelum time traveler di film Chaplin, ada satu foto time traveler lain yang cukup ramai dibicarakan, yaitu foto yang diambil di piala dunia Chile tahun 1962. Mari kita lihat bersama.


Sebenarnya tulisan ini sangat basi karena misteri foto itu sebenarnya sudah dijawab sejak lama oleh banyak pihak. Namun karena saya masih menerima banyak email dan pertanyaan mengenai foto ini, maka saya memutuskan untuk menulisnya sebagai informasi tambahan bagi para pembaca. Tulisan ini ditujukan untuk kalian yang menanyakan persoalan ini kepada saya.

Nah, mari kita mulai.

Time traveler di piala dunia 1962?

Pertama, mari kita lihat foto yang menjadi kontroversi itu.

Di bagian bawah foto, kita bisa melihat satu tangan sedang memegang sebuah peralatan/gadget yang terlihat seperti sebuah ponsel flip. Posisi dan cara memegangnya mengingatkan kita pada cara kita memotret dengan menggunakan sebuah ponsel.

Pada tahun 1962, ponsel belum ada. Karena itu disimpulkan kalau foto ini menunjukkan seorang time traveler yang entah kenapa pada hari itu memutuskan untuk menonton final piala dunia dan tanpa sengaja tertangkap oleh kamera.

Mari kita asumsikan kalau orang yang memegang gadget tersebut adalah seorang pria. Jadi, sekarang pertanyaannya adalah: benarkah pria di dalam foto itu seorang time traveler?

Menurut saya tidak.

Saya akan memberikan alasannya.

Kesimpulan mengenai time traveler yang tertangkap kamera selalu didasarkan pada "kejanggalan" yang terlihat pada sebuah foto atau rekaman. Untuk gampangnya, mari kita menyebut kejanggalan tersebut dengan sebutan "Out of Place Activity" dan "Out of Place Tools", aktifitas atau peralatan yang tidak seharusnya ada pada waktu itu.

Dalam kasus ini, kejanggalan tersebut adalah sebuah gadget yang terlihat seperti ponsel flip dan posisi tangan yang terlihat seperti sedang menggunakannya untuk memotret.

Nah, disinilah masalahnya.

Kita bisa menarik kesimpulan yang keliru jika kita tidak memahami dengan baik teknologi dan budaya pada masa itu (dalam hal ini tahun 1962).

Contoh, dalam kasus foto time traveler yang tertangkap kamera pada tahun 1940an yang pernah saya posting sebelumnya, kesimpulan yang salah bisa diambil karena ketidaktahuan mengenai trend berpakaian saat itu. Kalian bisa melihat kembali postingan itu disini.

Dalam kasus time traveler piala dunia ini, kesimpulan yang keliru bisa muncul karena ketidaktahuan mengenai teknologi kamera pada masa itu.

Jika kita tidak memahami dengan baik perkembangan teknologi tahun 1962, bukankah menyebut gadget itu sebagai ponsel merupakan sebuah kesimpulan yang terburu-buru?

Lagipula, jika gadget itu sebuah ponsel, bisakah kita mengenali merek ponsel itu dan jenisnya?

Saya rasa kita tidak akan bisa.

Kesimpulan kalau gadget itu adalah sebuah ponsel muncul hanya karena kemiripan bentuk dengan sebuah ponsel flip dan cara memegangnya.

Karena itu, untuk membantah anggapan kalau gadget itu adalah sebuah ponsel, kita hanya perlu menemukan sebuah gadget lain yang cukup umum pada tahun itu dan yang memiliki bentuk serta cara penggunaan persis seperti yang terlihat di foto itu.

Jika kita berhasil menemukannya, maka asumsi ponsel, yang berarti juga asumsi adanya time traveler di foto tersebut, akan runtuh dengan sendirinya.

Sekarang mari kita mulai meneliti gadget yang sedang dipegangnya.

Light Meter
Ada yang beranggapan kalau gadget itu adalah sebuah light meter (aksesoris kamera untuk mengukur jumlah cahaya yang masuk) seperti yang terlihat di bawah ini:

Memang mirip, namun asumsi ini tidak tepat karena light meter seperti yang terlihat di foto atas adalah light meter produksi masa kini (tahun 2000an). Pada tahun 1962, light meter yang digunakan adalah light meter analog seperti yang terlihat di bawah ini:

Jadi, asumsi tersebut kurang akurat.

Kalau bukan light meter, apakah ada kemungkinan lain?

Kamera Lensa Kembar
Beberapa pembaca yang menanyakan soal foto ini di kotak komentar blog enigma sebenarnya telah mendapatkan jawaban dari pembaca lain yang juga ikut memberikan komentar.

Jawaban yang diberikan adalah, gadget itu bukan sebuah ponsel, melainkan sebuah kamera Rolleiflex.

Jawaban ini cukup akurat dan saya sepakat dengan jawaban ini. Saya akan berikan alasannya.

Sebelum saya menulis ini, saya telah menunjukkan foto yang menjadi kontroversi itu kepada dua orang yang paham mengenai kamera-kamera antik tanpa menyebutkan asumsi kalau foto itu menunjukkan seorang time traveler.

Kedua orang yang tidak saling mengenal itu juga mengkoleksi kamera-kamera antik. Saya meminta mereka untuk mengidentifikasi gadget tersebut.

Orang pertama memberikan jawabannya:
"Bagi saya benda itu terlihat seperti kamera Rolleiflex atau kamera lensa kembar (Twin Lense Reflex - TLR) lainnya."
Jawaban ini juga diteguhkan oleh orang kedua yang memberikan penjelasan yang lebih lengkap:
"Itu adalah kamera TLR (Twin Lens Reflex) seperti Yashica atau Rolleiflex yang terlihat dari belakang. View findernya dibuka dan orang itu memegangnya dengan satu tangan. Di samping kirinya kita bisa melihat dua kenop yang umum pada kamera jenis tersebut."
View finder adalah layar tempat kita melihat pemandangan yang ingin kita potret.

Ini adalah kamera Rolleiflex lensa kembar yang dimaksud.


Bentuknya yang berdiri tegak sangat mirip dengan dengan gadget yang ada di foto piala dunia.

Jadi, lihat perbedaannya, ketika melihat foto itu:

Mereka yang memahami teknologi tahun 1962 akan menjawab kalau gadget itu adalah sebuah kamera lensa kembar seperti Rolleiflex.

Sedangkan mereka yang kurang memahami teknologi tahun 1962 akan menjawab kalau gadget yang dipegang adalah sebuah ponsel, yang akhirnya membuat mereka mengambil kesimpulan kalau pria yang memegangnya adalah time traveler. Kesimpulan ponsel mungkin diambil karena ketidaktahuan adanya kamera yang berdiri tegak seperti itu.

Sebenarnya, kamera itu belum tentu dari merek Rolleiflex. Namun, seperti yang saya katakan, kita tidak harus menemukan kamera dari jenis yang sama persis. Yang terpenting adalah kita bisa menemukan gadget yang umum pada tahun 1962 dan mirip dengan yang terlihat di foto tersebut.

Dan saya menemukannya pada foto kontroversial tersebut.

Jika kita memperhatikan baik-baik, kita akan menemukan kalau kamera lensa kembar (TLR) juga digunakan oleh wartawan lainnya. Saya menemukan paling tidak ada dua kamera TLR lain di dalam foto tersebut.

Ini dia:


Bisakah kalian melihatnya?

Dua bulatan di kamera itu menunjukkan lensa kembar.

Nah, sekarang kita sudah memiliki bukti kalau kamera lensa kembar (TLR) ternyata gadget yang umum digunakan pada tahun 1962.

Tetapi, gadget yang dipegang oleh "time traveler" itu hanya terlihat bagian belakangnya. Bagaimana kita bisa yakin kalau gadget tersebut adalah sebuah kamera lensa kembar?

Kalau itu memang kamera lensa kembar, benarkah kamera itu bermerek Rolleiflex?

Apa merek kamera itu?
Untuk pertanyaan pertama, ada petunjuk yang mengindikasikan kalau gadget tersebut memang kamera lensa kembar.

Lihat kamera yang dipegang oleh pria nomor 3. Lalu kita bandingkan dengan gadget tersebut. Kita akan menemukan dua kenop yang serupa di samping kamera.

Bisakah kalian melihatnya?

Masih belum puas?

Saya akan berikan petunjuk lanjutan yang sekaligus menjawab pertanyaan nomor 2.

Selain Rolleiflex yang dibuat oleh perusahaan bernama Rollei, sebenarnya ada banyak perusahaan lain yang juga membuat kamera jenis TLR, diantaranya adalah Minolta atau Yashica. Rolleiflex disebut-sebut karena pada tahun 1962, kamera itu adalah salah satu jenis kamera TLR yang terpopuler. Jadi tidak ada salahnya jika kita meneliti lebih dalam kemungkinan ini.

Sebenarnya Rolleiflex memiliki banyak tipe yang berbeda. Namun karena foto itu diambil tahun 1962, ada kemungkinan kalau pria tersebut menggunakan kamera Rolleiflex automat yang populer pada tahun 1950an.

Di bawah ini adalah spesifikasinya, tampak depan dan tampak belakang:

Mungkin kalian heran karena saya tidak mencantumkan keterangan angka-angka yang ada di foto-foto tersebut. Namun, kita memang tidak memerlukannya.

Saya memotong foto time travel piala dunia dan memberikan keterangan angka pada spesifikasi gadget yang terlihat. Sekarang, bandingkan angka-angka tersebut dengan angka-angka di foto atas.

Bisakah kalian melihat kemiripannya?

Ukuran Rolleiflex
Lalu pertanyaan berikutnya adalah: Seberapa besarkah kamera tersebut? Apakah seseorang bisa memegangnya dengan satu tangan seperti yang terlihat di foto tersebut?

Jawabannya adalah: Bisa.

Lihat foto di bawah ini:

Kamera yang dipegang di foto ini memang belum tentu dari jenis automat, namun kita juga bisa menggunakannya sebagai perbandingan karena ukuran jenis-jenis Rolleiflex rata-rata hampir sama.

Jika kita mengukur proporsinya, maka kita malah bisa menemukan kemiripan lainnya.

Rolleiflex yang dipegang pria di bawah ini adalah Rolleiflex tipe 4 X 4 model 4RF. Ukurannya hanya 11cm X 7cm X 6,5 cm.

Cukup kecil untuk dipegang dengan satu tangan.

Cara memotret yang aneh

Nah, kita sudah melihat petunjuk-petunjuk yang mengarah kepada kemungkinan kalau gadget itu adalah kamera lensa kembar Rolleiflex.

Kalau gadget itu memang sebuah kamera, mengapa pria di dalam foto piala dunia itu memegangnya hanya dengan satu tangan?


Menurut saya, itu karena kondisi lapangan yang penuh sesak. Dalam kondisi berdesakan seperti itu, ia akan mengalami kesulitan untuk menggunakan kedua tangannya. Jadi, supaya tidak ketinggalan momen berharga tersebut (sang kapten tim Brazil mengangkat piala kemenangan), ia terpaksa menggunakan satu tangannya untuk memotret. Jika kita sering melihat berita di televisi, kita juga bisa melihat para wartawan yang berdesak-desakan melakukan kebiasaan seperti itu.

Untuk kamera lensa kembar Rolleiflex,
tombol untuk memotret terdapat di kiri bawah kamera.

Dalam posisi tombol seperti itu, tentu saja ia bisa memegangnya hanya dengan satu tangan dan menekan tombol itu dengan salah satu jarinya (Tidak harus telunjuk).

Pria misterius di dalam foto
Sebelum saya mengakhiri tulisan ini, saya perlu menambahkan satu aspek lain dalam kasus ini. Selain benda yang dicurigai sebagai ponsel, ada yang menduga kalau time travel yang terlihat di foto museum tahun 1940an juga muncul di foto piala dunia tersebut.

Yang dimaksud adalah pria di belakang sang kapten.


Ini pria yang diduga time traveler yang tertangkap kamera tahun 1940an.


Apakah pria di kedua foto itu adalah pria yang sama?

Saya kira tidak. Itu hanya ilusi.

Lihat sekali lagi foto piala dunia Chile tahun 1962. Mengapa orang-orang bisa mengambil kesimpulan kalau pria itu mirip atau sama dengan time traveler tahun 1940an?

Jawabannya adalah: kaca mata hitam.

Asumsi kalau foto itu memperlihatkan time traveler telah membuat orang menghubung-hubungkannya dengan foto time traveler museum. Lalu mereka menemukan kesamaan dari kedua foto tersebut, yaitu pria muda berkacamata hitam. Kebetulan memang hanya ada satu pria muda berkacamata hitam di foto itu. Imajinasi bermain dan muncullah kesimpulan kalau kedua pria tersebut adalah pria yang sama.

Tetapi, tentu saja itu hanya imajinasi.

Jika kalian sering menonton film mengenai mafia, triad atau secret service dan melihat beberapa pria berkacamata hitam di film itu, bukankah mereka semua terlihat mirip?

Yup. Bahkan saya pun mengalami ilusi itu.

(earlyphotography.co.uk, butkus.org)

Monday, November 22, 2010

Misteri Nameless Thing of Berkeley Square

Lebih dari 100 tahun yang lalu, sesuatu yang mengerikan terjadi di Berkeley Square.


Nameless Thing of Berkeley Square adalah sebuah julukan yang diberikan kepada entitas misterius yang terlihat pada abad ke 18 dan 19 di sebuah gedung era Victorian bernama 50 Berkeley Square di Inggris.


Walaupun kebanyakan peneliti lebih condong memasukkan peristiwa ini ke dalam kategori supranatural, sebagian lainnya beranggapan kalau entitas ini dapat dimasukkan ke dalam kategori Cryptid atau Predator. Ini juga alasan mengapa saya mau menulis mengenai makhluk ini.

Gedung yang angker
Kisah misteri ini berpusat pada sebuah kompleks perumahan yang disebut Berkeley Square.

Kompleks Berkeley Square dibangun pada tahun 1740 oleh seorang arsitek bernama William Kent. Kompleks ini pernah menjadi tempat kediaman tokoh-tokoh penting, diantaranya adalah Winston Churchill yang tinggal di gedung no.48. Lalu, George Canning, perdana menteri Inggris tahun 1827. Ia tinggal di gedung no.50. Dan di gedung inilah, misteri ini berawal.

Tidak ada yang tahu pasti kapan dan bagaimana gedung ini mendapatkan reputasi angkernya. Namun, peristiwa aneh yang menyertai gedung ini sebenarnya sudah dimulai sejak akhir tahun 1700an. Konon menurut legenda, seorang anak perempuan yang tinggal di gedung itu dibunuh dengan sadis oleh pengasuhnya. Sejak saat itu, arwah gadis kecil itu sering terlihat sedang menangis di lantai atas.

Namun baru pada tahun 1840, gedung ini berhasil membangun reputasinya menjadi salah satu bangunan yang paling ditakuti di Inggris.

Horor di lantai dua
Pada tahun itu, Sir Robert Warboys yang baru berusia 20 tahun mendengar rumor mengenai gedung angker itu. Dibesarkan sebagai seorang terpelajar, Warboys menganggap rendah rumor itu dan memandangnya hanya sebagai sebuah urban legend. Rekan Warboys yang tidak setuju dengan pandangan itu segera menantangnya untuk bermalam di lantai dua gedung itu.

Dengan angkuh, ia menerima tantangan itu.

Setelah berhasil meyakinkan sang penjaga gedung, Warboys diberikan sebuah kamar di lantai dua, persis di atas kamar sang penjaga.

Di kemudian hari, kamar itu akan disebut sebagai salah satu kamar yang paling angker di Inggris.

Lalu Warboys naik ke kamar tidur itu berbekal sebuah pistol dan sebatang lilin.

Empat puluh lima menit kemudian, sang penjaga terbangun dari tidurnya. Ia mendengar suara ribut di kamar atas, kamar yang didiami Warboys. Beberapa detik kemudian, suara tembakan terdengar. Dengan tergesa-gesa, ia segera beranjak dan berlari menuju ke atas. Sesampai di pintu kamar, ia segera mendobraknya dengan paksa.

Apa yang dilihatnya tidak akan pernah dilupakannya seumur hidup.

Kondisi di dalam kamar itu hampir tidak berubah. Namun, di sudut kamar yang remang-remang, Sir Robert Warboys terbujur kaku sambil memegang erat pistolnya yang masih mengeluarkan asap. Ia sudah tidak bernyawa lagi!

Apa yang lebih mengerikan adalah ekspresi wajah Warboys.

Giginya mengatup dengan rapat, dan kedua matanya melotot seakan-akan hendak meloncat keluar dari tengkoraknya. Sepertinya ia telah melihat sesuatu yang mengerikan yang telah membunuhnya seketika.

Tidak ada petunjuk mengenai apa yang telah menyebabkan Warboys tewas dengan tragis. Sang penjaga hanya menemukan sebuah lubang di dinding akibat peluru yang ditembakkan dari pistolnya.

Apa yang telah ditembaknya?

Yang pasti "sesuatu" yang mengerikan.

Beberapa puluh tahun kemudian, "sesuatu" itu muncul kembali. Kali ini, ia terlihat oleh saksi yang hidup!

Pengalaman dua pelaut
Pada tahun 1887, dua pelaut dari kapal HMS Penelope di Portsmouth bernama Robert Martin dan Edward Blunden yang baru saja menghabiskan uang untuk mabuk-mabukan masuk ke kompleks Berkeley Square dan memutuskan untuk masuk ke salah satu gedung yang ada disitu untuk mencari tempat beristirahat. Kebetulan mereka memilih gedung no.50.

Saat itu, 50 Berkeley Street sudah tidak berpenghuni dan dalam keadaan kosong.

Kemudian mereka berhasil menemukan jalan masuk ke basement dan mendobrak masuk ke dalamnya. Karena menemukan kondisi lantai yang lembab, keduanya naik ke atas, lalu tidur di kamar yang sama dengan kamar yang ditempati Warboys.

Ketika memasuki kamar itu, Blunden yang sepertinya lebih tidak mabuk dibanding Martin segera menyadari kalau suasana di kamar itu membuatnya gelisah. Ia mengatakan kalau ia merasakan kehadiran "sesuatu". Namun Martin segera menenangkannya dengan membuka jendela kamar untuk membiarkan angin malam berhembus masuk.

Sekitar satu jam kemudian, sekitar tengah malam, Blunden terbangun karena mendengar suara pintu kamar berderik. Sambil menggosokkan matanya, ia melihat pintu kamar telah terbuka.

Blunden yang heran kemudian memeriksa sekelilingnya.

Tiba-tiba ia melihat sesuatu!

Dalam kondisi yang remang-remang, Blunden melihat sesosok aneh berwarna abu-abu merayap dengan lambat di lantai kayu. Seiring dengan gerakan makhluk itu, Blunden bisa mendengar suara gesekan dengan lantai kamar yang membuatnya bergidik.

Dengan dicengkeram oleh ketakutan yang amat sangat, Blunden membangunkan Martin.

Martin yang terbangun segera menyadari apa yang sedang terjadi di kamar itu. Keduanya lalu melompat dari tempat tidur.

Makhluk itu terlihat berdiri dengan aneh di hadapan mereka. Di belakangnya terdapat pintu kamar yang menjadi satu-satunya harapan mereka untuk melarikan diri.

Blunden yang gemetar melirik ke arah senapannya yang tergeletak dekat jendela. Ketika ia mencoba meraihnya, tiba-tiba makhluk itu melompat dan mendarat di leher Blunden. Blunden panik, ia mulai berteriak dan bergumul dengan makhluk itu.

Melihat kesempatan itu, Martin dengan cepat berlari keluar kamar, menuruni tangga, keluar dari gedung dan segera berteriak mencari pertolongan. Tidak berapa lama kemudian, ia berjumpa dengan seorang polisi yang sedang berpatroli.

Ketika mereka kembali ke gedung itu, mereka menemukan kamar dalam keadaan kosong. Blunden tidak ada disitu!

Lalu, mereka mulai mencari ke seluruh gedung. Ketika sampai di basement, mereka menemukan Blunden. Namun, Ia sudah tidak bernyawa dengan kondisi tubuh terpotong-potong!

Sama seperti ekspresi kematian Sir Robert Warboys, wajah Blunden menunjukkan ekspresi ketakutan yang amat sangat.

Dalam versi lain, diceritakan kalau Blunden tidak tewas di basement, melainkan tewas karena jatuh dari jendela akibat ketakutan. Walaupun ada versi-versi yang berbeda, yang pasti semua sepakat kalau ada sesuatu yang mengerikan mendiami gedung 50 Berkeley Square.

Pengalaman Thomas Lyttelton
Kisah penampakan yang dialami oleh Martin mungkin akan dianggap sebagai cerita bohong pelaut yang sedang mabuk. Namun penampakan makhluk ini ternyata juga dialami oleh tokoh masyarakat yang sepertinya tidak punya alasan untuk berbohong. Salah satunya adalah anggota parlemen bernama Thomas Lyttelton yang pernah tinggal di gedung yang sama untuk beberapa waktu.

Pada suatu malam, ketika hendak tidur, Lyttelton melihat sesuatu seperti makhluk hidup di kamarnya. Ia segera mengambil senapannya dan menembak. Ia yakin kalau makhluk itu tertembak karena ia melihatnya jatuh. Namun ia tidak bisa menemukan jejak atau bangkainya.

Makhluk apakah itu?
Menurut para saksi yang mengaku pernah melihatnya, makhluk itu nyaris tidak berbentuk dan terlihat seperti cairan lengket. Ketika ia bergerak, ia akan menghasilkan suara-suara yang aneh. Deskripsi yang diberikan cukup berbeda-beda, namun paling tidak salah satu saksi mengaku menyaksikan kalau makhluk itu memiliki kumpulan tentakel seperti gurita.

Karena adanya deskripsi inilah, beberapa peneliti menyimpulkan kalau makhluk itu kemungkinan adalah jenis gurita air atau makhluk air lainnya yang telah bermutasi dan berhasil bermigrasi dari sungai Thames ke saluran bawah tanah kota London yang akhirnya membuat ia sampai ke gedung Berkeley Square lewat pipa ledeng.

Makhluk ini mungkin sedang mengincar kumpulan tikus yang tinggal di gedung itu ketika tanpa sengaja menemukan para pelaut-pelaut mabuk itu.

Namun, tidak ada penjelasan yang memuaskan mengenai rentang waktu penampakan yang cukup panjang. Jika makhluk itu memang seekor makhluk air yang bermutasi, sepertinya cukup mustahil karena penampakannya mencapai hingga dua ratus tahun.

Karena itu, banyak yang percaya kalau makhluk itu adalah makhluk supranatural, bukan cryptid atau predator.

Harry Price, salah seorang yang meneliti misteri ini secara intensif pada tahun 1920an menemukan beberapa fakta menarik. Misalnya, sebelum tahun 1790, 50 Berkeley Square ternyata pernah dijadikan markas para pemalsu dokumen. Price berspekulasi kalau kisah angker gedung itu mungkin telah dihembuskan oleh para pemalsu tersebut untuk menutupi aktivitas ilegal mereka. Namun, sementara Price meneliti lebih dalam, ia menemukan banyak kesaksian dan dokumentasi yang menceritakan kisah perjumpaan dengan Nameless Thing.

Misalnya, ia menemukan sebuah artikel di majalah "Notes and Queries" yang ditulis oleh W.E Howlett yang terbit tahun 1870. Disitu tertulis:
"Peristiwa Berkeley Square masih misterius. Kisah gedung berhantu di Mayfair itu bisa disimpulkan dengan beberapa kata: Gedung itu memiliki paling tidak satu kamar dengan atmosfer supranatural yang memilik efek buruk terhadap tubuh dan pikiran. Seorang gadis pernah melihat dan mendengar horor itu dan menjadi gila karenanya. Ia tidak pernah sembuh untuk bisa menceritakan apa yang telah dilihatnya."
Melihat dokumentasi yang cukup banyak, Price hanya bisa mengambil kesimpulan kalau memang aktivitas Poltergeist yang jahat aktif di gedung no.50 pada tahun 1800an. Namun ia percaya kalau aktivitas itu telah lenyap sekarang.

Berkeley Square - Sekarang
Sejak tahun 1938 hingga kini, lantai dasar gedung Berkeley Square telah digunakan sebagai toko buku langka yang bernama Maggs Brothers.

Ed Maggs - pemilik toko buku Maggs Brothers

Walaupun tidak ada penampakan lagi yang dilaporkan dalam kurun beberapa puluh tahun belakangan ini, perlu dicatat kalau para karyawan toko buku itu tidak diijinkan untuk naik ke lantai atas. Menurut mereka, sejak tahun 1950an, polisi telah menaruh sebuah tanda peringatan pada dinding di dalam gedung.

Peringatan itu menyebutkan kalau lantai atas gedung itu tidak boleh digunakan, bahkan untuk gudang sekalipun.

Tidak ada satu orang pun yang mengetahui alasan pastinya...tetapi, paling tidak mereka bisa menduga.

(americanmonsters.com,
londononline.co.uk)

Wednesday, November 17, 2010

Inbox: Foto penampakan naga di langit Parangtritis?

Email di bawah ini dikirim oleh Dent Cust kepada enigma. Isinya mengenai penampakan objek yang mirip dengan badan ular di langit pantai Parangtritis.

Salam sejahtera...

Saya mendapat kiriman foto di account FB. Foto ini sangat menarik dan diasumsikan sebagai penampakan naga tunggangan nyi Roro Kidul karena kebetulan foto ini diambil di pantai Parangtritis, Jogja, dan bertepatan dengan sebuah acara spiritual keagamaan.
Meski begitu, saya ragu setelah sering baca berita aneh-aneh di enigma. Untuk itu saya mohon bantuan anda untuk memecahkan misteri alam ini. Foto ini diambil pada tanggal 22 juli 2010 dan belum diedit. Terimakasih untuk bantuannya.
Di bawah ini adalah foto yang telah saya atur kontrasnya:

Ini bukan pertama kalinya terjadi penampakan di langit yang diasosiasikan dengan ular atau naga. Mungkin yang paling baru adalah kehebohan yang tercipta setelah harian epochtimes memberitakan munculnya "seekor naga" di langit kota Jilin, Cina, seperti yang terlihat di foto berikut ini.

Ketika melihatnya, saya yakin kebanyakan dari kalian TIDAK akan melihat seekor naga. Kalian mungkin hanya mengidentifikasikannya sebagai sebuah formasi awan dan cahaya matahari.

Namun, saya tidak akan heran jika masyarakat Cina menganggapnya sebagai penampakan seekor naga. Soalnya, kebudayaan atau kepercayaan seseorang akan sangat mempengaruhi cara mereka menilai sesuatu. Karena naga adalah makhluk mitologi yang sangat dihormati di Cina, maka formasi-formasi awan itu akan terlihat seperti naga bagi mereka.

Dalam kasus foto di pantai Parangtritis, hal yang sama juga terjadi. Pada saat itu terjadi upacara keagamaan. Lalu lokasi penampakannya adalah di pantai Parangtritis yang memiliki legenda dan kepercayaan yang sangat kuat mengenai Nyi Roro Kidul yang disebut memiliki tunggangan seekor naga. Dengan kondisi yang mendukung seperti ini, tidak heran kalau objek itu dianggap sebagai seekor naga.

Hal yang sama juga pernah terjadi ketika awan panas Merapi terlihat membentuk kepala Petruk.

Jika foto itu diambil di atas kota Jakarta, dan bukan di Parangtritis, mungkin ia akan dinilai secara berbeda. Demikian juga bagi kalian yang tidak mengadopsi kepercayaan mengenai Nyi Roro Kidul. Mungkin kalian hanya akan melihatnya sebagai sebuah formasi awan yang unik.

Jika foto itu bukan foto naga tunggangan Nyi Roro Kidul, lalu foto apakah itu?

Awan?

Kalau itu awan, pernahkah kalian melihat formasi awan berbentuk tabung yang seindah itu?

Belum pernah?

Saya juga belum pernah. Tetapi, sebenarnya ada jenis awan yang mirip dengan apa yang terlihat di foto itu, yaitu awan Morning Glory.

Awan morning glory adalah sebuah fenomena alam yang sangat langka. Ia pernah terlihat di banyak lokasi berbeda di seluruh dunia, namun hanya di bagian utara teluk Carpentaria di Australia dimana awan jenis ini dapat diprediksi dan diobservasi.


Awan morning glory memiliki bentuk seperti gulungan/tabung yang panjangnya bisa mencapai hingga 1.000 kilometer dengan ketinggian 1 hingga 2 kilometer. Bahkan, kadang ia bisa berada pada ketinggian hanya sekitar 100 hingga 200 meter dari permukaan bumi. Awan ini juga bergerak dengan kecepatan sekitar 60 kilometer perjam.

Umumnya formasinya hanya terdiri dari satu awan, namun, kadang bisa mencapai hingga delapan gulungan awan.


Walaupun fenomena awan ini biasa terjadi setiap tahun di teluk Carpentaria, para ilmuwan masih belum mengetahui secara pasti bagaimana awan indah ini bisa terbentuk. Sebagian percaya kalau awan ini mungkin terbentuk akibat tiupan angin laut dari barat yang lebih kuat dan hangat dibandingkan angin timur. Ketika angin barat ini menggulung angin timur, terbentuklah awan Morning Glory.

Lalu, pertanyaannya, apakah yang terlihat di foto Parangtritis itu adalah formasi awan Morning Glory?

Saya tidak bisa memastikannya. Soalnya foto itu tidak memiliki patokan landscape darat yang membuat kita sulit untuk melihat ketinggiannya.

Tetapi jika kalian menanyakan pendapat saya, maka menurut saya, kalaupun itu bukan awan morning glory, saya percaya apa yang terlihat di foto itu hanyalah formasi awan biasa yang kebetulan terlihat seperti badan ular (karena efek pareidolia), bukan penampakan seekor ular naga.

Formasi awan-awan yang kebetulan terlihat seperti seekor makhluk adalah hal yang biasa terjadi, walaupun cukup langka. Coba lihat foto-foto di bawah ini, apakah mirip dengan ular?


Sebenarnya misteri foto Parangtritis dan foto naga Jilin bisa terpecahkan dengan mudah jika para saksi juga memberikan informasi mengenai lama penampakan dan bagaimana citra itu menghilang. Jika kedua "naga" yang ada di foto Parangtritis atau Jilin menghilang perlahan-lahan dengan berubah menjadi bentuk yang tidak teratur, maka bisa dipastikan kalau kedua "naga" itu sesungguhnya hanyalah formasi awan biasa.

Namun jika kedua "naga" tersebut bergerak seperti ular, maka mungkin itu memang naga yang sesungguhnya.

Selain itu, dalam kasus foto Parangtritis, sang pemotret seharusnya juga mengambil foto lain yang memperlihatkan ujung "naga" tersebut. Jika tidak, maka foto ini bisa dengan mudah dianggap memenuhi unsur rekayasa photoshop (warna "naga" yang berbeda dari warna sekitarnya cukup menarik).

Namun, paling tidak, kalaupun objek itu bukan rekayasa dan memang awan, maka kita pun bisa menyebutnya sebagai sebuah "mukjizat" karena muncul pada lokasi dan waktu yang tepat.

Sekali lagi, saya tidak akan memutuskan untuk kalian apa yang harus kalian percayai karena mungkin kita memiliki budaya dan kepercayaan yang berbeda.

Nah, sebelum saya mengakhiri tulisan ini, mari kita bermain-main dengan pareidolia. Saya ingin menunjukkan sebuah foto kepada kalian. Ini dia:


Bisakah kalian memberitahukan kepada saya apa yang kalian lihat?

(wondermondo.com, theepochtimes.com)

Sunday, November 14, 2010

Mengenal sedikit media-media penyebar hoax - The Onion dan Weekly World News

Postingan ini bukan postingan misteri, tetapi memecahkan banyak sekali misteri. Saya akan mengajak kalian untuk melihat dua media asing yang mungkin paling bertanggung jawab dalam penyebaran hoax di Indonesia, yaitu The Onion dan Weekly World News.


Hari ini saya mendapat tantangan dari seseorang untuk memecahkan sebuah misteri, yaitu penemuan sebuah patung malaikat yang berusia 200.000 tahun. Mungkin tidak terlalu aneh, tetapi patung ini ditemukan di bulan. Ketika kalian mendengarnya, sensor di kepala kalian mungkin segera bereaksi dan mengirim satu kata ke pikiran kalian, yaitu "HOAX".

Benar sekali. Kisah penemuan itu memang hoax.

Kali ini saya akan menulis mengenai satu cara untuk mengetahui apakah suatu berita hoax atau bukan. Cara ini tidak membutuhkan analisa mendalam yang rumit. Cara yang saya maksud adalah melihat sumber pertama berita. Tentu saja, karena kebanyakan berita yang beredar adalah hasil copy paste, kita mungkin sedikit kesulitan menemukan sumber aslinya. Tetapi kita bisa melakukannya dengan bantuan google.

Di Amerika dan Eropa, ada banyak media yang mengkhususkan diri dalam berita parodi atau satir. Media semacam ini mencampuradukkan antara kisah fiktif dengan kisah nyata. Namun, tidak ada pelanggaran hukum yang dilakukan karena mereka menyatakan dengan jelas kalau mereka adalah media parodi dan satir. Semua pelanggannya mengetahui dengan jelas kalau kisah yang ditampilkan hanya fiksi. Tetapi mereka menganggapnya hanya sebagai sebuah hiburan. Tidak ada yang menganggapnya sebagai kisah yang serius.

Nah, jika kalian menemukan sebuah kisah spektakuler (yang sepertinya mustahil) yang bersumber dari media-media semacam ini, kalian boleh menganggapnya sebagai hoax.

Dua di antara media parodi yang paling terkenal adalah The Onion dan Weekly World News.

The Onion

The Onion adalah media parodi yang beredar dalam bentuk tabloid di Amerika Serikat dan berdiri pada tahun 1988. Ketika internet booming, media ini pun menciptakan theonion.com. Luar biasanya sirkulasi tabloid ini mencapai hingga 690.000 eksemplar.

Banyak berita parodi atau satir yang dimuat oleh the onion kemudian tersebar dan diberitakan oleh media-media utama lainnya. Contohnya, the onion pernah mempublikasikan berita parodi yang berjudul "Para anggota kongres mengancam akan meninggalkan Washington DC kecuali pemerintah membangun gedung DPR yang baru". Berita ini kemudian dikutip oleh Beijing Evening News yang kemudian juga dikutip oleh Reuters.

Hebatnya, walaupun The Onion sudah mengklarifikasinya, Beijing Evening News menolak mencabut berita itu dan menuntut adanya bukti kalau berita itu bohong. Luar biasa! Belakangan, Beijing Evening News menyerah dan mencabut berita itu sambil mengeluarkan respon marah: "Beberapa media kecil Amerika secara teratur memalsukan berita untuk menipu orang-orang dengan tujuan menghasilkan uang."

Memang benar. Tetapi The Onion telah memberitahukan kepada para pembacanya sejak awal kalau mereka adalah media parodi. Sayangnya media besar seperti Beijing Evening News tidak pernah membaca pemberitahuan itu.

Mayat Michael Jackson
Pada tanggal 16 Maret 2005, The Onion menurunkan berita kalau pihak kepolisian yang meneliti Ranch neverland milik Michael Jackson menemukan sebuah mayat yang setelah diidentifikasi ternyata merupakan mayat Michael Jackson. Menurut berita itu, mayat tersebut telah meninggal sekitar 18 atau 20 tahun yang lalu, yang artinya Michael Jakcson yang saat itu masih hidup adalah seorang penipu yang sedang menyamar!

Saya pernah diminta oleh dua pembaca untuk meneliti kisah ini. Sekarang kalian tahu kalau semuanya hoax belaka.

Neil Armstrong dan konspirasi pendaratan bulan
Pada September 2009, dua koran Bangladesh, The Daily Manab Zamin dan The New Nation memuat berita mengenai Neil Armstrong. Kedua media tersebut mencantumkan the onion sebagai sumber. Dalam berita tersebut dikatakan kalau Neil Armstrong telah mengadakan konferensi pers untuk memberikan pengakuan kalau pendaratan di bulan adalah palsu dan merupakan hasil rekayasa terencana. Setelah menyadari kalau berita itu adalah berita parodi, kedua media tersebut kemudian meminta maaf kepada pembacanya karena tidak memeriksa kebenaran berita tersebut sebelumnya.

Justin Bieber dan Paedophilia
Berita terakhir dari The Onion yang cukup membuat heboh adalah mengenai Justin Bieber. The Onion menurunkan berita kalau Justin Bieber, idola para remaja yang baru berusia 16 tahun, sesungguhnya adalah seorang paedophilia berusia 51 tahun yang sedang menyamar.

Kisah ini tentu saja sangat lucu, aneh dan tidak dapat dipercaya. Tetapi banyak yang mempercayai kisah ini dan saya menerima banyak permintaan untuk menyelidiki hal ini. Sekarang kalian pun mengetahui kalau kisah ini hanyalah sebuah hoax.

Jadi, bagi para wanita, kalian bisa bernafas lega sekarang.

Weekly World News
Nah, majalah yang satu ini lebih hebat. Ia sudah berdiri sejak tahun 1979 dan paling banyak menghasilkan hoax yang beredar di Indonesia. Saat ini, edisi cetak majalah ini sudah tidak beredar lagi, namun masih beredar dalam bentuk online.

Salah satu kisah hoax yang dimuat oleh majalah ini dan dianggap sebagai kebenaran adalah kisah mengenai dua penumpang kapal Titanic yang ditemukan puluhan tahun setelah tenggelam tanpa menjadi tua sedikit pun. Saya sudah pernah menulis mengenai ini. Kalian bisa melihatnya disini.

Andrew Carlssin - Time Traveler dari tahun 2256
Pada tanggal 16 April 2009, saya menulis mengenai Andrew Carlssin, seorang pria yang mengaku berasal dari tahun 2256. Sebelum saya menulis mengenai Carlssin, saya masuk ke google.co.id dan mengetik nama "Andrew Carlssin". Tidak ada satupun hasil pencarian dari Indonesia yang muncul. Jadi, saya tahu kalau tidak ada satupun blogger Indonesia yang pernah menulis mengenai pria ini. Lalu, saya menulis dan mempostingnya pada tanggal 16 April 2009.

2 hari kemudian, tulisan itu masuk menjadi 10 besar berita top di lintasberita.com. Satu minggu setelah itu, saya kembali masuk ke google.co.id dan mengetik nama itu kembali. Kali ini, saya menemukan lebih dari 20 blog yang berisi kisah mengenai Carlssin. Tulisan itu telah dikopas dimana-mana!

Sekarang, jumlah itu lebih banyak lagi dan yang membuat saya menjadi tidak enak hati adalah banyak yang menganggap kisah itu sebagai kebenaran!

Pada saat itu, saya menulis mengenai Carlssin karena berita itu dimuat di yahoo news. Tetapi masalahnya, yahoo news ternyata mengutipnya dari Weekly World News (WWN).

Saat ini, sensor hoax saya telah bekerja dengan lebih baik dan saya percaya kalau Carlssin adalah hoax karena memang saya tidak menemukan bukti keberadaannya. Saya juga sudah memindahkan tulisan itu ke kategori hoax di blog ini.

Bayi naga di dalam toples

Kisah lain yang bersumber dari WWN dan sering dianggap sebagai kebenaran adalah kisah mengenai bayi naga di dalam toples atau pickled dragon. Kisah ini beredar pada Desember 2003 dan disertai dengan sebuah foto.

Disebutkan kalau seorang pria bernama David Hart dari Inggris memiliki bayi naga yang diawetkan di dalam toples di dalam garasi mobilnya di Oxfordshire. Namun, kisah tersebut ternyata cuma hoax karena bayi naga itu sebenarnya adalah sebuah model yang digunakan oleh BBC untuk membuat film dokumenter "Walking with Dinosaurus".

Patung Malaikat berusia 200.000 tahun di bulan
Kisah hoax lain yang bersumber dari WWN adalah penemuan patung malaikat yang berusia 200.000 tahun di bulan. Bahkan WWN menyertakannya dengan sebuah foto. Jangan heran karena WWN juga membuat foto-foto hoax untuk mendukung beritanya.

Mengapa kita mempercayai berita ini, Padahal bukan national geographic yang memberitakannya?

Bukankah aneh jika sebuah media parodi yang memberitakan penemuan spektakuler seperti ini? Mengapa media besar yang lain tidak memberitakannya?

Ataukah kita mengira pemerintah Amerika telah berkonspirasi meminta semua media besar untuk menutupi penemuan ini dan Weekly World News menjadi satu-satunya media pemberani yang tidak bisa dibungkam?

Ingat, sumber utama sangat penting untuk menilai kebenaran sebuah berita. Kisah penemuan patung malaikat yang berusia 200.000 tahun itu sesungguhnya adalah berita lama yang diambil dari majalah WWN edisi Mei 1995.

Masihkah kalian mempercayainya?

Bahkan ada berita lain yang lebih mengada-ngada dari WWN berkaitan dengan penemuan artefak misterius di bulan, yaitu penemuan janin bayi berusia 200.000 tahun (usianya sama dengan patung malaikat itu). Berita ini dimuat pada edisi februari 1993.

Semakin mengada-ngada?

Tunggu, ada lagi. Lihat contoh-contoh berita lain yang diangkat oleh WWN.


Setelah melihat judul-judul majalah itu, kita akan semakin tertawa geli karena tagline majalah WWN adalah: The world's only reliable newspaper.

What a great sense of humor!

Megan Fox adalah Pria
Ini cuma intermezzo. Tidak ada hubungan dengan misteri. Saya memasukkan kisah ini karena saya menemukan berita ini beredar cukup luas di internet.

Megan Fox, pemeran wanita utama di film Transformer, pernah berkata dengan nada sarkastis kalau ia terlihat seperti pria. Orang-orang mulai berbisik-bisik, lalu masuklah WWN di saat yang tepat seperti ini.


Kemudian mereka menurunkan berita kalau Megan Fox memang seorang pria yang dulunya bernama Mitchell Fox. Berita ini segera menyebar seperti jamur di musim hujan dan banyak yang menganggapnya sebagai berita yang benar.

Tetapi, ini juga hoax. Megan Fox is not a man!

Jadi, bagi para pria, kalian bisa bernafas lega sekarang.

Cina akan meledakkan bulan
Saya pernah mendapat email dari pembaca yang meminta saya untuk menyelidiki kisah ini. Menurut kisah yang beredar, pemerintah Cina sedang merencanakan untuk menyingkirkan bulan dengan cara meledakkannya dengan nuklir. Tujuannya supaya bisa mengendalikan cuaca.

Bayangkan betapa konyolnya berita ini! Bulan mau disingkirkan? Kalau bulan disingkirkan, siapa yang akan membantu menerangi malam di bumi?

Saya cukup heran karena berita ini bisa tersebar luas dan dianggap serius. Soalnya, tidak ada satupun media utama yang memberitakan soal ini.

Tunggu...ehem, ternyata ada satu media utama yang memberitakannya, yaitu kompas.com.

Lihat sumbernya.

Ternyata sumber berita ini berasal dari WWN!

Kompas dengan sukses turut menyebar hoax ini sehingga kemudian dibahas di forum-forum dan dicopy paste ke banyak blog.

Hebatnya Weekly World News!

Lain kali, jika kalian menemukan sebuah berita yang spektakuler dan sukar untuk dipercaya dan sumber utamanya adalah The Onion atau Weekly World News, anggaplah berita itu hanya sebagai hiburan. Jangan dianggap serius.

Jika kalian ingin melihat berita-berita yang ditampilkan oleh The Onion dan Weekly World News, kalian bisa mengunjungi situs mereka.

(wikipedia, wikipedia)